Dwi Purnomo
Jakarta, Madina Line.Com – Pimpinan (Owner) PT Joglo Matos Nusantara yang beralamat di Yogyakarta, dan pabrik berada di Solo, Jawa Tengah (Jateng), Dwi Purnomo mengatakan, perkembangan konstruksi saat ini sudah lumayan membaik dan sudah mulai merangkak positif.
“Peningkatannya, sudah lumayan tapi belum sesuai target untuk mengganti ketika terjadi pandemi Corona Virus Disease-19 (Covid-19) tapi sudah lumayan membaik. Bisa dikatakan 60% membaik daripada saat terjadi pandemi Covid-19,” ujar Dwi Purnomo kepada wartawan Madina Line.Com ketika ditemui di sela-sela acara Pameran dan Konferensi Konstruksi Indonesia 2023 dengan mengusung tema “Akselerasi Transformasi Digital Sektor Konstruksi untuk Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan” di Jakarta International Expo (JIExpo), Kemayoran, Jakarta Pusat (Jakpus), Rabu (01/11/2023).
Dikatakannya, PT Joglo Matos Nusantara ikut dalam proyek pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Paser Penajam, Kalimantan Timur (Kaltim). “Kami saat ini lagi mengerjakan di tol 6A di IKN Nusantara bersama PT Adhi Karya. Baru kontrak Oktober 2023, kami baru selesai mengerjakan stock headnya dan baru mengerjakan jalan aksesnya,” paparnya.
Intinya, sambungnya, lebih diutamakan menggunakan produk dalam negeri. “Karena penggunaan produk dalam negeri, kemarin kami diadu dengan produk dari Australia dan Jerman, alhamdulillah kami menang sampai 50% kekuatannya. Harga juga kami fleksibel,” terangnya.
Dijelaskannya, kalau luar negeri kencang-kencangan harga itu pasti. “Tapi kalau kualitas produk, kami lebih unggul. Jadi imbauan dan keinginannya penggunaan produk dalam negeri lebih diutamakan,” ucapnya.
“Kami juga direkomendasikan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia (Kementerian PUPR RI) dan kami juga dipakai di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) serta Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi dan Kabupaten,” katanya.
Ia menargetkan dengan mengikuti acara Pameran dan Konferensi Konstruksi Indonesia 2023 yang dibuka secara resmi oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto, ada pesanan dari Kementerian PUPR RI. “Ada beberapa Balai PUPR yang tertarik untuk proyek pada tahun 2024. Lagi dihitung anggarannya dan lainnya. Jadi menggunakan metode baru dan perencanaannya harus diubah,” paparnya.
“Walaupun kita ada spesifikasi PU-nya tapi kita masih spesifikasi khusus. Spesifikasi khusus itu bisa digunakan spesifikasi ini apabila daerah tersebut kurang material baru. Seperti di Kalimantan, tidak ada gunung batu. Itu yang pertama. Kedua, material didapat jauh. Jadi didapatkan itu bisa mencapai ratusan Kilometer (Km) seperti itu dan susah didapatkan dan membutuhkan kecepatan waktu. Jadi kita masih spesifikasi khusus dan belum masuk ke spesifikasi umum,” tandasnya. (Murgap)