Pengurus BLK Komunitas Bengkulu foto bersama, baru-baru ini. (Foto : Murgap Harahap)
Jakarta, Madina Line.Com – Sejak bergulirnya Program Pembangunan Balai Latihan Kerja (BLK) Komunitas sejak tahun 2017 hingga tahun 2023, jumlah bangunan BLK Komunitas sebanyak 4.282 yang tersebar di seluruh provinsi dan kabupaten kota di seluruh Indonesia.
Kehadiran pembangunan BLK Komunitas sudah banyak dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Sesuai dengan petunjuk teknis, setiap penerima bantun pembangunan BLK Komunitas harus membuat laporan paripurna kepada Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia (Kemnaker RI) Cq Direktorat Jenderal Pembinaan Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (Ditjen Binalavotas).
Laporan Paripurna pembangunan BLK Komunitas merupakan kewajiban dari setiap penerima bantuan. Artinya, setelah progres pembangunan 100% pihak dari penerima bantuan harus melaporkan hasil akhir pembangunan BLK Komunitas tersebut.
Beberapa contoh BLK Komunitas yang telah menjalankan program pelatihan dengan baik misalnya BLK Komunitas Jurusan Bahasa, Yayasan Pondok Presiden (Ponpes) Hidayatul Hasaniyah, yang beralamat di Dukuh Talang Kering, Kelurahan Pematang Gubernur, Kecamatan Muara Bungkahulu, Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu, yang merupakan binaan Balai Besar Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BBPVP) Bekasi, sudah 2 (dua) minggu melaksanakan program pelatihan perdana berbasis kompetensi bagi 16 (enam belas) orang peserta berusia antara 17 (tujuh belas) hingga 21 (dua puluh satu) tahun. Program pelatihan ini dilaksanakan mulai 28 Agustus hingga 15 September 2023, dengan jam pelajaran berjumlah 240 jam, setiap pertemuan pelatihan selama 10 jam sehari, mulai pukul 08.00-17.00 WIB.
Adapun, program pelatihan bahasa berbasis kompetensi ini meliputi pengenalan diri, perkenalan alat-alat kantor, buat perjanjian (Making Appointment), berbicara sehari-hari di kantor dengan menggunakan bahasa inggris, meminta saran ke teman kerja, dan lain lain. Menurut Kepala Ponpes Hidayatul Hasaniyah, KH Ahmad Falahuddin, bahwa sejak Pembangunan BLKK ini, pihaknya rutin membuat Laporan Paripurna (LP), setelah bangunan selesai ditambah dengan melengkapi peralatan peserta pelatihan bahasa.
Peserta pelatihan tersebut, menurut Kepala Ponpes, ada peserta pelatihan yang berasal dari luar ponpes, rata-rata mereka telah menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Atas atau Sekolah Menengah Kejuruan (SMA/SMK) di Kota Bengkulu. Keberadaan BLK Komunitas bantuan Kemnaker RI di ponpes tersebut, lanjutnya, sangat bermanfaat karena memberikan dampak kepada marwah, dan pola pikir masyarakat didalam dan di luar ponpes.
Misalnya, saat BLK Komunitas dibangun banyak tenaga kerja yang terserap, mereka berasal dari masyarakat sekitar ponpes, demikian pula ketika BLK Komunitas ini sudah jadipun, peserta program pelatihan bahasa berasal dari luar lingkungan ponpes. Dengan keberadaan BLK Komunitas tersebut, Ahmad Falahuddin berharap bantuan program paket pelatihan dari Kemnaker RI ini, dapat berkelanjutan agar masyarakat dapat menikmati pelatihan terus menerus guna memberikan kontribusi yang cukup signifikan bagi peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) dan dapat mengurangi pengangguran.
Hal senada juga disampaikan Anugrah Agung selaku Kepala BLK Komunitas Hidayatul Hasaniyah. Menurutnya, bahwa untuk saat ini dan mendatang bahasa asing dalam hal ini Bahasa Inggris sangat dibutuhkan, mengingat banyaknya wisatawan mancanegara (wisman) yang datang ke Bengkulu. Pulau Baai adalah pelabuhan tempat bersandarnya kapal- kapal Asing, yang berasal dari Jepang, Korea, China, dan lain-lain.
Oleh karena itu, menurut Anugrah, perlu ada persiapan yang serius dalam membekali diri dengan pelatihan bahasa asing. Mengingat BLK Komunitas jurusan Bahasa di ponpes tersebut baru Bahasa Inggris, ke depannya akan ada penambahan pelatihan Bahasa Korea, Mandarin dan Jepang.
Peserta Pelatihan Perdana BLK Komunitas Jurusan Bahasa, baru-baru ini. (Foto : Murgap Harahap)
BLK Komunitas jurusan bahasa di Ponpes Hidayatul Hasaniyah saat ini masih dalam binaan Kemnaker RI dalam hal BBPVP Bekasi selama 3 (tiga) tahun. Diharapkan setelah tiga tahun, BLK Komunitas tersebut sudah dapat mandiri.
Untuk itu, dalam mempersiapkan diri menuju kemandirian, pihaknya telah melakukan terobosan dan inovasi berupa kerjasama dengan pihak swasta di sektor pariwisata, perguruan tinggi, dan pemerintah daerah. Sementara itu, Instruktur BLK Komunitas Ponpes Hidayatul Hasaniyah, Fuad Firdaus menjelaskan, bahwa dirinya telah mengikuti Pelatihan Dasar (dikdas) di Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP) Belitung selama dua bulan, yakni akhir Oktober sampai dengan pertengahan Desember 2022.
“Apa yang saya peroleh dari instruktur pelatihan dasar di BPVP Belitung, itu yang saya terapkan kepada peserta pelatihan di BLKK ponpes. Misalnya; mengajarkan bagaimana cara membuat Matrix dan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI), kemudian tradisi apel pagi dan apel pulang setelah pelatihan selesai,”terangnya.
Suimi Fales selaku tokoh masyarakat Bengkulu mengatakan, bahwa dirinya bersyukur dengan adanya BLK Komunitas Jurusan Bahasa di Ponpes tersebut. Bahkan, dirinya kagum dengan bangunan dan peralatan yang merupahkan bantuan dari Kemnaker RI.
Untuk itu, dia berharap agar pengelola BLK Komunitae dapat mengelola dengan baik serta menjaga fasilitas yang tersedia agar dapat dimanfaatkan untuk waktu yang lama. Ada dua peserta pelatihan yakni Sherly (21) dan Dandy Heriyadi (20), mengaku banyak yang mereka dapatkan dari pelatihan bahasa asing diponpes ini, misalnya sudah bisa berbicara bahasa inggris baik lisan maupun tertulis terkait administrasi perkantoran, meskipun baru dua minggu mengikuti program pelatihan.
Mereka mengakui instruktur yang mengajari mereka sangat profesional, hal ini dapat dibuktikan dengan kecakapan bahasa inggris yang mereka miliki dalam waktu yang singkat. (Murgap)