Andi Budimansyah
Jakarta, Madina Line.Com – Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menggelar The 6th Indonesia Internet Expo & Summit (IIXS) 2024 selama 3 (tiga) hari, dimulai sejak Senin pagi hingga Rabu malam (12/08/2024-14/08/2024) di Jakarta International Expo (JIExpo), Kemayoran, Jakarta Pusat (Jakpus).
Acara ini digelar dalam rangka mendukung transformasi digital di Indonesia. Ketua Umum (Ketum) Federasi Teknologi Informasi Indonesia Andi Budimansyah tampil sebagai pembicara dalam acara seminar pada gelaran pameran The 6th IIXS 2024 ini.
Ia mengatakan, acara pameran ini cukup bagus yang digelar dari tahun ke tahun juga tetap dilakukan karena membahas teknologi-teknologi terkini dan juga cyber security. “Perlu diketahui, saat ini banyak kebocoran-kebocoran data yang terjadi di Indonesia. Mudah-mudahan acara ini juga menjadi sebuah momentum kepada industri dan Pemerintah Republik Indonesia (RI) untuk meningkatkan keamanan cyber Indonesia,” ujar Andi Budimansyah kepada wartawan Madina Line.Com ketika ditemui di hari ketiga penutupan acara The 6th IIXS 2024, Rabu (14/08/2024).
Dijelaskannya, terkait kebocoran data itu, pihaknya paling mengimbau bagaimana mereka (industri) mempersiapkan diri karena mereka yang punya rumah dan mereka yang mengawasi. “Kami mendorong mereka untuk aktif di dalam pelatihan-pelatihan yang terkait dengan cyber security dan lain-lain dan itu sudah tersedia di mana-mana, sehingga tinggal mereka aktif saja dan kemudian melakukan apa yang dia dapatkan dari pelatihan tersebut secara konsisten,” tegasnya.
“Jadi jangan hanya, misalkan, mendapatkan sertifikasi saja tapi melaksanakan. Jadi jangan cuma label doang,” terangnya.
Menurutnya, maraknya situs permainan judi online (judol) akhir-akhir ini yang terjadi di masyarakat, merupakan konten perbuatan negatif. “Itu kan sebenarnya Pemerintah RI juga sudah punya Peraturan Menteri (Permen) Nomor 19 tentang Pemerintah RI punya kewajiban untuk melindungi masyarakat. Masyarakat sekarang terpapar dengan dahsyatnya situs judol,” ungkapnya.
“Tapi ini juga bukan hal yang mudah. Diblokir satu tumbuh seribu. Tapi jangan bosan untuk melakukan pemblokiran. Jalankan terus termasuk juga cara-cara yang lain. Follow the money (ikuti pergerakan uang)-nya,” pesannya.
Artinya, sambungnya, bisa juga dilihat jangan hanya teknis di situs judolnya tapi ikuti orang itu menyetor ke mana uangnya itu. “Nah, bisa bekerjasama dengan pihak perbankan untuk mereduce (mengetahui) judol yang ada di Indonesia,” paparnya.
Dijelaskannya, sebuah teknologi itu netral. “Teknologi itu negatif atau positif, bagaimana teknologi itu digunakan, sehingga gunakanlah teknologi secara positif. Kalau teknologi itu digunakan secara positif, tentu akan banyak manfaat daripada mudharat. Tapi kalau teknologi digunakan untuk hal negatif, maka resikonya akan banyak mudharatnya,” ucapnya.
Ia mengharapkan acara pameran ini sebagai momentum bagi Pemerintah RI dan industri untuk meningkatkan keamanan cyber di lingkungan masing-masing, sehingga masing-masing bisa mengelola lingkungannya. “Secara nasional, kita mendapatkan cyber security yang baik secara nasional dengan dikomandoi oleh industri, asosiasi dan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN),” tandasnya (Murgap)