Irvan Bahran
Jakarta, Madina Line.Com – Ajang Pameran Indonesia Electric Motor Show (IEMS) 2022 digelar selama 3 (tiga) hari sejak Rabu hingga Jum’at (28/09/2022-30/09/2022) di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan.
Acara yang digagas oleh Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) ini dibuka secara langsung oleh Menteri Perhubungan Republik Indonesia (Menhub RI) Budi Karya Sumadi. Tampak ikut dalam acara pameran hari ini yakni Ikatan Motor Indonesia (IMI) dengan menampilkan stand aplikasi Gaspol! by IMI yang merupakan aplikasi smartphone yang bisa digunakan untuk bertransaksi dan salah satunya bisa digunakan untuk membayar tukar baterai atau baterai swap motor listrik.
Wakil Ketua Umum (Waketum) Bidang Digital Informasi dan Teknologi (IT) IMI Pusat periode 2021 hingga 2024 Irvan Bahran mengatakan, industri teknologi 4.0 yakni teknologi IOT. “IMI punya aplikasi smartphone namanya Gaspol! by IMI. Ini officialnya IMI. Itu ada charging station untuk motor listrik dan ada charging station untuk mobil listrik. Ini semuanya dimasukan dalam satu aplikasi smartphone Gaspol! by IMI,” ujar Irvan Bahran kepada wartawan Madina Line.Com ketika ditemui di sela-sela acara ini.
Dikatakannya, kalau kehabisan baterai untuk motor listrik itu baterainya diswap atau ditukar dengan baterai yang sudah terisi. “Harus tahu tempat swapnya di mana, makanya carinya lewat aplikasi smartphone Gaspol! by IMI,” terangnya.
“Terus bayar baterai awalnya di mana? Di aplikasi smartphone Gaspol! by IMI. Begitu juga dengan mobil listrik,” tuturnya.
Kira-kira baterai mobil listrik tinggal 10% di jalan, sambungnya, maka harus tahu Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) terdekat di mana? “Oh 1 Kilometer (Km) lagi cukup. Kita buat diaplikasi Gaspol! by IMI,” ungkapnya.
Mau diiisi berapa lama, imbuhnya, 15 (lima belas) menit. “Maka, kita bayar 15 menit. Berapa Kilo Watt Hour atau KWH? Semuanya diaplikasikan integrasi,” katanya.
“Menunjang industri 4.0 itu lah tugas IMI. IMI bekerjasama menyiapkan Stasiun Pengisian Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) dan SPKLU. Aplikasinya terintegrasi di aplikasi smartphone Gaspol! by IMI,” jelasnya.
Di dalam aplikasi Gaspol! by IMI, sambungnya, pendaftaran klub motor, pendaftaran keanggotaan termasuk mengisi baterai dan mengisi charging station. “IMI adalah wadah komunitas dan di dalamnya ada komunitas motor listrik dan mobil listrik juga,” tukasnya.
“Ditargetkan bukan jenis kendaraannya tapi standarisasi chargernya. Jadi motor listrik jenis apa saja, kita sarankan menjadi standarnya pakai baterai swap,” ungkapnya.
Dijelaskannya, satu motor listrik isinya bisa menggunakan 2 (dua) baterai. “Satu baterai kapasitasnya bisa mencapai jarak 60 Km dan kalau menggunakan dua baterai, jarak tempuh bisa mencapai 120 Km,” katanya.
Menurutnya, menggunakan dua baterai untuk motor listrik dengan jarak tempuh 120 Km sudah cukup untuk digunakan selama sehari penuh. “Sebanyak satu baterai untuk menempuh jarak 60 Km cukup untuk dipakai selama sehari. Kalau di tengah jalan, jarak tempuhnya masih tambah banyak lagi, charging station baterai swapnya kan banyak. Jadi tinggal ditukar saja baterainya. Jadi cepat. Tidak perlu menunggu ketika motor listrik sedang dicharging di SPBKLU,” paparnya.
“Dicabut baterainya dan dipasang dan tidak perlu menunggu. Sama seperti di pom bensin saja,” urainya.
Ia menegaskan, IMI bukan mau berbisnis dengan membuat SPKLU ataupun SPBKLU. “IMI hanya menyarankan agar terbangun SPKLU dan SPBKLU sebanyak-banyaknya,” tegasnya.
“Jadi ke depan, IMI akan mendorong semua pengusaha agar membangun SPKLU dan SPBKLU sebanyak-banyaknya dan investornya sudah ada dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) China,” paparnya.
Investor BUMN China ingin membangun sebanyak-banyaknya SPKLU dan SPBKLU di Indonesia terutama di Pulau Jawa terlebih dulu. Selanjutnya, juga akan dibangun SPBKLU dan SPKLU di Pulau Sumatera, Kalimantan, Bali dan daerah seluruh Indonesia secara bertahap.
“Kalau dibandingkan biaya motor listrik dengan baterainya diswap dengan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite sekarang, anggaplah 50% lebih murah dengan biaya sekali baterai swap motor listrik. Bahkan bisa 70% lebih murah. Artinya, biayanya lebih murah 1/3 cost atau biayanya,” jelasnya.
Buat mobil listrik pun sama costnya, imbuhnya, ini semua tergantung kebijakan Perusahaan Listrik Negara (PLN) karena sumber listrik di Indonesia ini adalah PLN. “Semakin banyak PLN memberikan insentif untuk SPBKLU dan SPKLU, maka semakin senang masyarakat Indonesia. Nah itu lah tujuannya,” urainya.
Ia mengimbau agar Pemerintah Republik Indoensia (RI) menyiapkan sumber powerstation untuk charging station mobil listrik dan motor listrik dan masyarakat Indonesia akan terbantu. “Daripada subsidi energi dari Pemerintah RI ke BBM yang harganya mahal sekali. Lebih baik subsidi ke powerstation SPBKLU dan SPKLU. Sebenarnya tujuannya ke situ,” katanya.
PLN milik negara, imbuhnya, siapa saja yang mendapat izin membangun SPKLU dan SPBKLU sudah ada Undang-Undang (UU)-nya. “Misalnya, contoh kemarin mendapat diskon. Sekarang malah dikasih diskon 30%, kita melihat mudah-mudahan semakin banyak diskonnya,” ujarnya.
Dikatakannya, diskonnya bukan buat IMI tapi buat masyarakat Indonesia. “Semakin murah harga chargingnya, maka semakin bagus dan langit di Jakarta semakin biru,” tuturnya.
“IMI menolong Indonesia untuk mengurangi kadar Carbondioksida (C02) yang menyebabkan polusi udara dan menolong Indonesia dari kerusakan lingkungan. Nah itu tujuannya. Banyak nilai positifnya,” terangnya.
Menurutnya, kalau ingin mengubah pola masyarakat Indonesia untuk mau beralih menggunakan motor listrik dan mobil listrik dari yang tadinya menggunakan mobil dan motor berbahan BBM jenis Pertalite yakni harus harga mobil listrik dan motor listriknya murah dan memiliki kesadaran. “Kalau memang masyarakat Indonesia mau menghemat biaya hidupnya segeralah berpindah ke moda transportasi mobil listrik dan motor listrik,” imbaunya.
Namun, sambungnya, kalau belum mampu membangun powerstationnya tunggu dulu. “IMI seiring sejalan mendorong pengusaha agar mau membangun powerstationnya di seluruh Indonesia,” tegasnya.
“Supaya masyarakat Indonesia mudah mencari powerstationnya. Kalau masyarakat Indonesia sudah mudah mendapatkan powerstationnya baru akan membeli motor listrik dan mobil listrik,” tukasnya.
Harga per unit kendaraan motor listrik di kisaran Rp16 juta hingga Rp22 juta termasuk sudah sama dengan baterainya. “Baterainya bisa digunakan untuk selama-lamanya karena diswap. Baterainya kalau rusak bisa diganti,” ungkapnya.
Ia menyebutkan, komponen elektronika yang mahal di dalam motor listrik yakni baterainya. “Baterainya satu unit seharga Rp6 jutaan. Coba bayangkan, harga motor listrik Rp16 juta, baterainya dapat dua unit tapi baterainya bisa ditukar dengan baterai lain karena baterai swap,” terangnya.
“Tapi tidak mungkin masyarakat yang menggunakan motor listrik tidak pakai baterainya kan?” tanyanya.
Namun, imbuhnya, IMI yang menjaga baterainya. “Jadi masyarakat Indonesia yang membeli motor listrik tidak perlu menjaga baterainya,” ringkasnya.
Sementara, sambungnya, bagi masyarakat Indonesia yang sudah memiliki mobil dengan menggunakan BBM jenis Pertalite agar mau beralih ke mobil listrik, IMI mendorong agar mobil listrik dikembangkan. “Untuk jenis mobil truk dan bus listrik lebih dikembangkan. Truk kenapa belum mau menggunakan truk listrik? Karena charging stationnya belum ada,” ungkapnya.
“Jadi kalau saya mau bawa barang dari Jakarta ke Surabaya, kalau charging stationnya sudah ada, pasti para pengusaha truk akan mengganti truknya dengan truk listrik. Tapi sekarang belum ada, maka kita tunggu dulu. Kalau bus listrik sudah ada. Maka, kita galakan supaya ada truk listrik,” katanya.
Ketika ditanya apakah tidak akan terjadi persaingan kelak ketika dibangun charging station jenis SPKLU dan SPBKLU untuk mobil listrik dan motor listrik dengan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) milik PT Pertamina? Ia menjawab SPBU milik PT Pertamina juga terjadi persaingan.
“Antara PT Pertamina, pengusaha yang punya. Kan bersaing juga. Bersaing itu kan sehat loh. Kalau bisa dibangun sebanyak-banyaknya SPKLU dan SPBKLU di seluruh Indonesia. Pintar-pintar dong cara menjualnya seperti apa,” katanya.
Misalnya, imbuhnya, SPKLU dan SPBKLU dibangun di rest area dan di tempat parkir, kalau dibilang mau bersaing, SPBKLU dan SPKLU saja jumlahnya masih di bawah 1000. “Apanya yang bersaing?” tanyanya heran.
Ia menargetkan sebanyak-banyaknya bisa terbangun charging station SPKLU dan SPBKLU di seluruh Indonesia ke depannya. “Kalau kendaraan mengisi bensin di SPBU hanya butuh waktu 5 (lima) menit saja, maka untuk motor listrik dan mobil listrik butuh waktu 15 (lima belas) menit. Maka dari itu, perlu dibangun charging station SPBKLU dan SPKLU di wilayah parkir mobil dan motor,” tandasnya.
Agenda acara IEMS 2022 pada hari Kamis (29/09/2022), akan ada penandatanganan Nota Kesepakatan Bersama atau Memorandum of Understanding (MoU) IMI dan ada launching atau peluncuran logo baru Gaspol! by IMI, selanjutnya launching road assistancenya IMI. Kemudian, Ketua Umum (Ketum) IMI Pusat Bambang Susatyo akan memberikan kata sambutan mengenai penggunaan motor listrik dan mobil listrik. (Murgap)