Ir H Beniyanto Tamoreka ST
Jakarta, Madina Line.Com – Badan Saksi Nasional Partai Golongan Karya (Golkar) Pemuda Hasta Karya Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar menggelar acara Diskusi Publik : Masa Depan Hilirisasi Nikel di Indonesia dengan tema “Penguatan Kelembagaan dan Tata Kelola Hilirisasi yang Berkeadilan dan Berkelanjutan Untuk Mendorong Pertumbuhan Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyat” di ruang Auditorium Golkar Institute DPP Partai Golkar, Jalan Anggrek Neli Nomor 11 A, Kemanggisan, Palmerah, Jakarta Barat (Jakbar), Jum’at siang (25/10/2024).
Keynote Speaker dalam acara ini Ketua Umum (Ketum) DPP Partai Golkar Bahlil Lahadalia yang juga menjabat sebagai Menteri Energi Sumber Daya Mineral Republik Indonesia (Men ESDM RI) dan menjadi narasumber yakni Bambang Patijaya SE MM selaku Ketua Komisi XII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Dr Ing Tri Winarno ST MT selaku Direktur Jenderal (Dirjen) Mineral dan Batubara (Minerba) Kementerian ESDM (KemenESDM) RI, Gusmiar ST selaku Vice President (VP) PetroChina International Companies in Indonesia, Prof Dr Ir Eddy Agus Basuki MSc selaku Guru Besar Institut Teknologi Bandung (ITB), Arya Rizqi Darsono selaku Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kalimantan Barat (Kalbar) dan sebagai Master of Ceremony (MC) Keysia Meydiana selaku kader Sentra Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (Soksi) – Fokusmaker. Tampak hadir dalam acara ini Anggota DPR RI Fraksi Partai Golkar (F-PG) Daerah Pemilihan (Dapil) Sulawesi Tengah (Sulteng) Ir H Beniyanto Tamoreka ST.
Ia mengatakan, hilirisasi nikel di Indonesia harus didukung oleh industri karena fungsi hilirisasi mengubah bahan mentah menjadi bahan yang lebih produktif. “Artinya, bahwa kita diberikan modal besar untuk bangsa kita yaitu jumlah penduduk yang banyak. Kemudian, diberikan Sumber Daya Alam (SDA) yang besar, maka langkah yang baiknya menjadi negara yang besar atau negara ini harus dimulai dengan hilirisasi atau negara industri,” ujar Ir H Beniyanto Tamoreka ST kepada wartawan Madina Line.Com ketika ditemui di sela-sela acara ini.
Oleh karena itu, sambungnya, hal terpenting, bahwa hubungan Pemerintah RI agar seluruh pengusaha dan para investor bisa mendukung daripada program hilirisasi nikel ini. “Karena banyak SDA kita, khususnya contoh tambang nikel, ini banyak mineral-mineral samping yang bisa dikelola, sehingga bisa menjadi bahan-bahan yang siap untuk dijual khususnya di domestik (Indonesia) dan umumnya diekspor,” katanya.
“Perlu kita ketahui bersama, bahwa nikel itu kalau kita melihat persentasenya banyak ke stainless steel (baja). Tentunya kebutuhan untuk stainless steel ini khususnya di Indonesia sangat-sangat banyak dan tentunya kita bisa merubah bangsa kita, masyarakat kita untuk mencintai produk Indonesia,” tandasnya. (Murgap)