Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) KKP Budi Sulistyo (tengah) didampingi Kepala Badan Pengendalian dan Pengawasan Mutu Hasil Kelautan dan Perikanan KKP Ishartini (pertama dari kiri) dan Didik Agus S Katimja selaku Pemberitaan dan Opini Publik KKP pada kegiatan Konferensi Pers dengan tema “Update Kerja Sama Perikanan RI-Rusia” di Ruang Media Center KKP, Gedung Mina Bahari (GMB) IV Lantai Dasar, Jakpus, Selasa (24/09/2024). (Foto : Murgap Harahap)
Jakarta, Madina Line.Com – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melaporkan ekspor produk kelautan dan perikanan Indonesia ke Rusia mencapai 25,38 juta dolar AS pada 2023. “Pada 2023, Indonesia mengekspor produk perikanan ke Rusia sebesar 25,38 juta dolar AS,” ujar Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (Dirjen PDSPKP) KKP Budi Sulistiyo kepada wartawan ketika acara konferensi pers di Media Center KKP, Gedung Mina Bahari (GMB) IV Lantai Dasar, Jakarta Pusat (Jakpus), Selasa (24/09/2024).
Adapun komoditas utama yang diekspor ke Rusia meliputi udang dengan nilai sebesar 11,53 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau 45% dari total produk perikanan yang diekspor ke Rusia. Komoditas lain yakni rumput laut sebesar 5,87 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau menyumbang sebesar 23,1% dari total ekspor ke Rusia, serta hati-telur ikan yang menyumbang 5,25 juta dolar AS atau sebesar 20,7%.
Budi Sulistiyo menerangkan, Indonesia menempati posisi ke-12 pemasok produk kelautan dan perikanan ke Rusia, sementara Chile menjadi negara utama pemasok produk kelautan perikanan dengan pangsa pasar sebesar 22,5%, sementara Indonesia berada pada peringkat ke-12 dengan pangsa pasar sebesar 1,5% pada 2023. “Supplier utama Rusia itu Chile dengan pangsa sebesar 22,5%,” ungkapnya.
Soal impor perikanan Rusia pada 2023, sambungnya, impor produk perikanan mencapai 1,73 miliar dolar AS atau setara 0,9% dari total impor perikanan dunia. Komoditas yang masih menjadi incaran Rusia meliputi ikan trout dan salmon dengan sebesar 39,4%, diikuti udang 20%, rumput laut 8,6%.
Adapun capaian ekspor produk perikanan Indonesia ke Rusia masih menurun dalam 2 (dua) tahun, yakni defisit sebesar 42,42 juta dolar AS pada 2022 dan defisit 15,5 juta dolar AS pada 2023. Dikatakannya, kondisi geopolitik Rusia-Ukraina menjadi kendala dalam ekspor perikanan terutama jalur logistik menuju negara tujuan, dengan demikian dari sisi jalur distribusi, Indonesia masih harus bersaing ketat dengan negara lain yang memiliki jalur lebih efektif.
Namun demikian, imbuhnya, saat ini terdapat peluang pengiriman yang lebih efektif melalui jalur udara yakni terdapat penerbangan langsung dari Denpasar menuju Rusia, sehingga hal ini menjadi peluang besar bagi Indonesia, mengirimkan produk perikanan lebih cepat dengan durasi kurang lebih 12 jam penerbangan. Ke depan, guna mendongkrak ekspor produk kelautan dan perikanan Indonesia ke Rusia, pihaknya bakal meningkatkan upaya diplomasi lewat penandatanganan Nota Kesepahaman di bidang perikanan, mengirimkan sejumlah sampel-sampel produk-produk perikanan untuk memenuhi pasar perikanan di negara itu.
Ia juga melihat adanya potensi yang terbuka yakni Rusia dalam waktu dekat akan memasuki musim dingin, sehingga membutuhkan protein yang lebih banyak dibandingkan dengan musim lainnya. Ia juga akan mengirimkan sejumlah sampel produk-produk perikanan yang cocok dengan perubahan gaya hidup di negara itu.
Adapun perubahan yang dimaksud adalah masyarakat yang mulai berminat pada produk siap masak usai beraktivitas. Hal lain, ia melihat, bahwa adanya permintaan udang dengan ukuran 1:100 atau 100 ekor dalam kemasan 1 Kilogram (Kg) dengan jenis udang tanpa kepala serta tanpa ekor disusul udang beku. (Murgap)