Dian Suhandi
Jakarta, Madina Line.Com – Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Diyafa Kencana Indonesia Bidang Kepemanduan Wisata yang tersertifikasi Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) kembali sukses melaksanakan dan mengaktualisasikan pemberian kuota asessi yang masih di bawah 400 (empat ratus) assesi untuk Assesment atau Uji Kompetensi bagi perusahaan travel umrah dan haji kepada anggota Sarikat Penyelenggara Umrah dan Haji Indonesia (Sapuhi) di Hotel Gren Alia, Jakarta Pusat (Jakpus), Selasa pagi hingga sore hari (23/02/2021).
Direktur Pelaksana LSP Diyafa Kencana Indonesia Dian Suhandi mengatakan, LSP Diyafa Kencana Indonesia pada hari ini bekerjasama dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Kemenparekraf RI) telah sukses menyelenggarakan Assesment atau Uji Kompetensi dan hari ini adalah hari kedua serta hari pertama pada hari Senin (22/02/2021) adalah pembukaan dengan jumlah asessi sebanyak 100 (seratus) orang dan telah tersertifikasi dengan jabatan Certified Competent untuk menjadi Training of Trainers (ToT) di bidang Meeting Incentive Convention and Exhibition (MICE). “Hari kedua ini kita baru separuh jalan dan insya Allah pada hari ini pun terselenggara untuk 100 asessi lagi. Bahkan, hari ini hadir 100 asessi atau 100 peserta,” ujar Dian Suhandi kepada wartawan Madina Line.Com ketika ditemui usai acara ini.
Dikatakannya, dahsyatnya untuk bidang MICE pada ToT tahun ini yang dilaksanakan oleh LSP Diyafa Kencana Indonesia adalah mereka para senior di bidang perhotelan dan MICE. “Dedengkotnya MICE, dedengkotnya travel umrah dan haji, ada sekarang di sini. Kenapa para senior di bidang MICE mengikuti acara ini? Karena mereka bilang sertifikat kompetensi ibarat Surat Izin Mengemudi (SIM). Ibarat orang mau menjadi sopir angkot harus punya SIM. Maka, mereka juga harus punya sertifikat kompetensi ToT ini,” jelasnya.
“Dengan memegang sertifikat uji kompetensi ini, maka mereka ketika pensiun dari pekerjaannya, ada berasal dosen dari Universitas Indonesia (UI) hadir di sini, bisa menggunakan sertifikat kompetensi ini dalam menunjang pekerjaannya,” katanya.
Lepas dari pandemi Corona Virus Disease-19 atau Covid-19 ini berakhir, sambungnya, maka sertifikat kompetensi ini bisa membantu mereka. “Di era globalisasi saat ini, maka dibutuhkan sertifikasi uji kompetensi keahlian. Hari ini acara ini akan berakhir pada pukul 17.00 WIB dan targetnya 100 asessi bisa tersertifikasi kompetensinya,” tuturnya.
“Harapannya kepada Kemenparekraf RI agar kuota asessi bisa ditambah lah. Karena apa? Karena LSP Diyafa Kencana Indonesia punya relasi cukup banyak, sehingga permintaan banyak, sementara kuota yang didapat sedikit atau kuranglah begitu,” imbaunya.
Semoga Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) lain, imbuhnya, seperti Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta bisa memberikan kuota asessi kepada LSP Diyafa Kencana Indonesia, sehingga LSP Diyafa Kencana Indonesia bisa menjalankan amanah yang diberikan oleh SKPD-SKPD tersebut dari Pemerintah Daerah (Pemda) kepada warga dari Pemda tersebut. “Kuota asessi yang diberikan untuk tahun 2020 di DKI Jakarta, jumlahnya 200 (dua ratus). Dari daerah lain, kita belum diberikan kuotanya dari Kemenparekraf RI. Tahun lalu, kita hanya diberikan kuota untuk di DKI Jakarta saja, jumlahnya 200 kuota asessi. Tapi ada beberapa kuota untuk asessi hotel. Untuk hotel di wilayah Bogor, Jawa Barat (Jabar) dan sekitarnya dan jumlah kuota adalah 100 asessi,” paparnya.
“Jadi kita minta kuotanya ditambahkan pada tahun depan oleh Kemenparekraf RI. Kami berharap khususnya aspirasi dari peserta LSP Diyafa Kencana Indonesia yang bergerak di industri pariwisata, ada keluhan, agar LSP Diyafa Kencana Indonesia dan Asosiasi Hotel di Indonesia seperti Asosiasi Industri Hotel dan Pariwisata Indonesia (Asita) dan Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) berkumpul bersama untuk menyuarakan suara para praktisi dan pekerja di bidang pariwisata ini, khususnya pariwisata di DKI Jakarta sebagai barometer Indonesia, boleh dibuka kembali, sehingga dengan keadaan yang sepi saat ini dan restoran serta hotel banyak yang sepi bisa terobati,” pesannya.
Ia mengharapkan, ada turun rembug antar sesama pengurus asosiasi untuk bersama-sama membicarakan solusinya. “Bagaimana agar kondisi pariwisata di DKI Jakarta bisa pulih kembali dan ekonomi masyarakat bisa tumbuh,” urainya.
“Sementara, di tengah pandemi Covid-19 ini banyak guide wisata yang tidak bisa bekerja dan MICE tidak ada Exhibitionnya yang digelar serta sertifikat yang diterbitkan oleh Pemerintah Indonesia lewat Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) juga kurang berguna karena tempat wisata yang masih ditutup. Akhirnya, para guide wisata yang sudah punya sertifikasi profesi tidak bisa bekerja normal,” ungkapnya.
Ia dan teman asessi yang juga pelaku industri pariwisata, perhotelan dan MICE berpesan untuk Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan, agar tempat wisata di daerah DKI Jakarta dibuka dan dinormalkan lagi seperti sebelum ada pandemi Covid-19 jam operasionalnya. “Kami sebagai insan pariwisata susah sekali mengaktualisasikan pekerjaan, apalagi di lapangan juga repot. Sementara, pelatihan dan ujian sertifikasi profesi sudah kita lakukan dan sertifikat kompetensi dikeluarkan oleh Pemerintah Indonesia melalui BNSP tetapi di lapangan mereka tidak bisa mendapatkan pekerjaan sebagai tour guide pariwisata. Jadi tidak ada link and match (kecocokan),” pesannya.
Untuk tahun 2021, sambungnya, jumlah kuota yang dibutuhkan LSP Diyafa Kencana Indonesia adalah 500 (lima ratus) kuota asessi. “Bulan depan, kita akan menggelar acara seperti ini di daerah Jawa Tengah (Jateng), sekitar wilayah Solo. Mudah-mudahan ditambah kuota lagi untuk menyelesaikan sertifikasi kompetensi di beberapa daerah lagi,” katanya.
“Mudah-mudahan bisa menjadi masukan bagi Kemenparekraf RI agar kuota asessi bisa ditambah,” tegasnya.
Tim Asessor (Penguji) yang hadir pada hari ini, imbuhnya, Syahlan Toro (Spesialis MICE) dan dosen MICE di Universitas Sahid Jakarta, Dian Putranto (Dosen Perhotelan dan MICE) dari Universitas Sahid Jakarta dan praktisi di bidang perhotelan, Dian Suhandi (Pemateri di bidang perhotelan dan MICE, Iis Chaerunisa (Praktisi travel) serta Alvina (Asessor MICE). “Tadi pagi adalah sesi pertama dengan isi materinya MICE semua,” tandasnya. (Murgap)