Artis film Yenni Ermella SS (pertama dari kiri) foto bersama Menparekraf RI Sandiaga Salahudin Uno di acara peringatan Hekrafnas pertama yang jatuh setiap tanggal 24 Oktober di Ruang Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, Kantor Kemenparekraf RI, Jakarta, Selasa (24/10/2023). (Foto : Murgap Harahap)
Jakarta, Madina Line.Com –
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Menparekraf RI) Sandiaga Salahuddin Uno meresmikan peringatan Hari Ekonomi Kreatif Nasional (Hekrafnas) pertama di Ruang Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, Kantor Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf RI), Jakarta, Selasa (24/10/2023).
Sandiaga Uno mengungkapkan, peringatan Hekrafnas pertama yang jatuh setiap tanggal 24 Oktober ini merupakan bentuk selebrasi dari semakin pesatnya perkembangan sektor ekonomi kreatif (ekraf) di Indonesia yang berhasil menduduki peringkat ketiga persentase PDB (Produk Domestik Bruto) ekraf dunia. Peringatan Hekrafnas pertama ini juga diisi dengan penyerahan penghargaan kepada 3 (tiga) pelaku ekraf nasional, yaitu sastrawan Putu Wijaya, fotografer kenamaan Darwis Triadi, dan penyanyi legendaris Titiek Puspa.
Tampak hadir dalam acara ini, mewakili Ketua Persatuan Artis Film Indonesia (Pafindo) HRM Bagiono SH, artis film Yenni Ermella SS. Ia meminta kepada Pemerintah RI agar memperhatikan lagi supaya para seniman dan pekerja seni lebih dimanusiakan.
Artis film Yenni Ermella SS (pertama dari kiri) foto bersama artis senior Titik Puspa di acara peringatan Hekrafnas pertama yang jatuh setiap tanggal 24 Oktober di Ruang Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, Kantor Kemenparekraf RI, Jakarta, Selasa (24/10/2023). (Foto : Murgap Harahap)
“Baik kerjanya dan kalau kerja di pemerintahan, ada asuransi atau bagaimana. Setidaknya, ada jaminan asuransi juga buat seniman untuk masa tuanya, bagaimana begitu. Baik jaminan asuransi kesehatan dan jaminan hari tua (JHT),” ujar Yenni Ermella SS kepada wartawan Madina Line.Com saat ditemui di sela-sela acara ini.
Dikatakannya, terkait dengan honor artis film dalam hal kerja tayang dan nilainya masih belum memadai, banyak pihak yang silent (diam) dengan hal ini. “Kenapa? Karena pekerjaan kami di dunia perfilman itu ya begini. Kami dipekerjakan oleh Production House (PH) tersebut. Jadi kalau untuk mengungkapkan fee (honor), fee kami dibayar sampai 6 bulan lamanya dan itu sangat memprihatinkan lah,” ungkapnya.
Artis film Yenni Ermella SS (pertama dari kiri) foto bersama fotografer senior Darwis Triadi (tengah) dan Kepala Bekraf Triawan Munaf di acara peringatan Hekrafnas pertama yang jatuh setiap tanggal 24 Oktober di Ruang Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, Kantor Kemenparekraf RI, Jakarta, Selasa (24/10/2023). (Foto : Murgap Harahap)
“Sebenarnya, kalau teman-teman artis film yang sudah senior ya, itu kan banyak yang sakit dan itu menyedihkan ceritanya. Karena kenapa? Karena dari pemerintahnya sendiri kurang memperhatikan kami para seniman ini. Selama ini, masih banyak organisasi perfilman tapi sampai saat ini belum bisa mengangkat kami-kami ini sebagai seniman dan pekerja seni,” paparnya.
Menurutnya, seperti pekerja di luar sana, dalam bentuk jaminan asuransi kesehatan maupun JHT yang bisa didapatkan oleh artis film. “Jadi satu bulan cair fee kita dan jangan sampai 6 bulan fee kita baru dibayarkan. Perlu juga untuk kehidupan. Teman-teman banyak sekali yang mengeluh, termasuk saya juga,” ucapnya.
“Ketakutan teman-teman dan saya juga, ketakutan untuk mengungkapkan hal ini, takut tidak dicalling atau dipanggil lagi oleh PH dan takut tidak dapat job atau pekerjaan. Itu ketakutan kami. Tapi ini harus diungkapkan,” tegasnya.
Dijelaskannya, Pemerintah RI harus memberi peraturan kepada PH untuk memberi kelancarannya dalam bekerja supaya lebih maksimal lagi dan dari PH tertentu memberi kelancaran dalam memberikan honor atau fee baginya. “Jangan ada yang tersendat dan jangan sampai ada yang mendatangi PH tersebut atau jam kerjanya. Ada beberapa PH yang sudah bagus. Jadi maksimal kerja hingga pukul 00.00 WIB. Tapi masih ada PH yang mempekerjakan kami-kami ini sampai pukul 03.00 WIB. Itu kebanyakan untuk Film Televisi (FTV). FTV yang kejar tayang selama 2 hingga 3 hari. Jadi kejar tayang dan filmnya cepat kelar supaya tidak makan waktu,” ucapnya.
Ia mengharapkan dengan adanya acara Hekrafnas ini, supaya insan perfilman lebih memperhatikan perfilman atau pendidikan di dunia pertelevisian untuk anak-anak. “Ini kurang diperhatikan. Benar-benar kurang diperhatikan. Misalnya, edukasi untuk anak-anak khususnya sangat perlu diperhatikan,” jelasnya.
“Kesibukan Pafindo saat ini mengikuti kegiatan-kegiatan membuat film baru. Kemarin sudah membuat film juga dan sebentar lagi tayang,” tandasnya.
Kantor Pafindo beralamat di Gedung Perfilman H Usmar Ismail, Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan (Jaksel). (Murgap)