Dr Nur Harjanto
Jakarta, Madina Line.Com – Ikatan Keluarga Alumni Universitas Sebelas Maret (IKA UNS) menggelar acara Silaturahmi dan Halal Bi Halal 1444 H/2023 dengan mengambil tema “Harmoni Kebersamaan IKA UNS untuk Indonesia Kuat” yang digelar di Grand Sahid Jaya Hotel, Jakarta, Sabtu pagi (29/04/2023).
Sebagai Guest Star dalam.acara ini yakni band Gigi memeriahkan acara ini dan adanya performance dari BKKT turut memeriahkan acara ini serta Tasiyah yang diberikan oleh Direktur Jenderal Kependudukan dan Catatan Sipil Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia (Dirjen Dukcapil Kemendagri RI) Prof Dr Zudan Arif Fakrullah SH MH. Tampak hadir dalam acara ini alumni UNS dan pengusaha sukses serta anggota Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Dr Nur Harjanto yang baru saja 2 (dua) tahun lalu, menyelesaikan program Strata 3 (S-3) Doktor dari UNS.
Ia mengatakan, dengan digelarnya acara Silaturahmi dan Halal Bi Halal IKA UNS ini merupakan suatu kewajiban sebagai umat Islam. “Apalagi, UNS adanya di Kota Solo. Silaturahmi adalah menghubungkan atau membina suatu kumpulan atau suatu persahabatan yang positif,” ujar Dr Nur Harjanto kepada wartawan Madina Line.Com ketika ditemui di sela-sela acara ini.
“Kebetulan UNS ini, Presiden RI Ir H Joko Widodo (Jokowi) berasal dari Kota Solo, banyak sekali taman-teman kita yang sudah bisa menjabat di beberapa Badan Usaha Milik Negara (BUMN), di Bank Indonesia (BI) dan di lembaga hukum, ada di Kejaksaan Agung (Kejagung) RI. Kemudian, ada juga di berbagai bidang,” ungkapnya.
“Intinya adalah kita melihat UNS semakin lama semakin maju. Walaupun IKA UNS itu umurnya tidak selama atau tidak sekuat Institut Teknologi Bandung (ITB) ataupun Universitas Indonesia (UI) yang sudah berdiri sejak lama. Tapi UNS bergerak maju sedikit-sedikit,” katanya.
Dijelaskannya, kemarin ia berbicara dengan Dekan serta Rektor UNS tentang kualitas UNS juga semakin maju. “Jadi UNS itu universitas yang cukup mumpuni,” terangnya.
“Saya berharap dengan adanya Silaturahmi dan Halal Bi Halal IKA UNS antar alumni UNS saling keterkaitan dan saling menjaga persaudaraan, terutama lebih berbuat lagi untuk bangsa dan Negara Kesatuan RI (NKRI) karena civitas akademika atau kampus itu kan embrio sesuatu kekuatan bangsa di manapun negara itu berada. Biasanya sangat penting,” paparnya.
Ingat, sambungnya, pada waktu Jepang kalah perang dari Amerika Serikat (AS), Jepang hanya mengumpulkan 3 (tiga) persoalan. “Dikumpulkan lah semua seluruh cendekiawan Jepang untuk bisa berpikir. Apa saja yang ada pemikiran dari kampus dan pemikiran dari alumni atau tokoh pemuda Jepang, hanya tiga. Satu, perkuat makan. Makan tidak boleh kurang,” jelasnya.
“Makan dan gizi tidak boleh kurang. Kedua, teknologi. Jadi harus melihat ke depan. Nah, teknologi itu kan adanya di kampus. Penelitian dan sebagainya. Ketiga, kebersamaan,” urainya.
Dikatakannya, dari puluhan kriteria, hanya tiga hal itu yang ada di benak masyarakat Jepang. “Perkuat makan, pokoknya masyarakat Jepang tidak boleh lapar supaya kuat berpikir dan bersatu untuk bersilaturahmi. Masyarakat Jepang mempunyai ke tiga spirit itu,” katanya.
“Tidak sektoral, tidak terlalu agamis dan tidak sesuatu hal yang lain-lain. Pokoknya harus bersatu padu, harus maju bersama,” tegasnya.
Menurutnya, acara Silaturahmi dan Halal Bi Halal IKA UNS tidak hanya diselenggarakan di Jakarta saja tetapi di kampus UNS di Kota Solo juga mengadakan. “Bagusnya kawan-kawan IKA UNS bagi alumni yang sudah maju di bidangnya masing-masing, mereka selalu mengadakan seminar atau mengajar diundang sesuai keahlian keilmuannya,” bebernya.
Misalnya, imbuhnya, bagi alumni yang bekerja di BI bisa mengajar di bidang Ekonomi, bagi yang bekerja di Widya Karya sebagai Direktur bisa memberikan masukan kepada para mahasiwa. Selaku pengusaha yang tergabung di dalam Kadin di Bidang Usaha bersama pengusaha Chairul Tanjung dan Peter F Gontha, Dr Nur Harjanto menjelaskan, acara Silaturahmi dan Halal Bi Halal IKA UNS membikin sesuatu kekuatan besar.
“Dalam menghadapi Pemilihan Presiden (Pilpres) RI 2024, secara prinsip kampus tidak berpolitik. Secara prinsip, kita clear (jelas) tidak berpolitik. Mestinya, setelah adanya orang-orang cerdas dan orang-orang pintar, kita-kita itu lebih ke rasional,” ujarnya.
Dijelaskannya, ada rasional dan emosional. “Biasanya di Indonesia ini karena di belahan timur, itu ada filosofi barat dan filosofi timur. Filosofi barat lebih kepada pikiran dan filosofi timur lebih ke rasa. Jadi kalau rasanya sudah pas ya kita pilih Calon Presiden (Capres) RI 2024. Tapi kalau kampus biasanya lebih ke rasional,” tandasnya. (Murgap)