Fitra Arda
Jakarta, Madina Line.Com – Tata Pamer Pameran Museum Sumpah Pemuda setelah lama menutup layanan karena revitalisasi kembali dibuka pada Senin (21/03/2022). Peresmian pembukaan ini dilakukan oleh Sekretaris Direktorat Jenderal (Sesditjen) Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud RI) Fitra Arda.
Kegiatan ini dihadiri Kepala Museum Sumpah Pemuda Titik Umi Kurniawati, Camat dan undangan lainnya. Diawali dengan lantunan pantun khas Betawi sebagai pembuka acara, disertai pengguntingan pita.
Dilanjutkan dengan tur ke dalam museum dan menyaksikan visualisasi drama keberadaan para mahasiswa yang dahulu menempati gedung tersebut.
Fitra Arda dalam sambutannya menyampaikan, bahwa Museum Sumpah Pemuda termasuk cagar budaya dan sebagai ruang publik dan harus memertemukan budaya dengan teknologi dan menyesuaikan dengan perkembangan teknologi.
“Tata Pamer Museum harus lebih baik, karena orang yang mau ke museum itu ada sesuatu yang dia cari, yang bisa menguatkan narasinya dan menjadikan ruang yang bisa menyenangkan,” katanya.
Museum Sumpah Pemuda merupakan museum yang menempati bekas rumah Sie Kong Liong yang pernah disewa
dan dijadikan asrama oleh pelajar sekolah dokter pribumi STOVIA (School tot Opleiding van Indische Artsen). Tempat ini juga menjadi tempat pertemuan pergerakan pemuda dari berbagai daerah, sehingga disebut juga Indonesische Clubgebouw (rumah perkumpulan Indonesia), serta menjadi tempat latihan kesenian yang dikenal dengan nama Langen Siswo.
Bangunan tersebut dahulu dikenal dengan nama Gedung Kramat Raya 106, lalu berubah nama menjadi Gedung Sumpah Pemuda, tempat diikrarkannya Sumpah Pemuda pada tahun 1928. Gedung Kramat Raya 106 memiliki sederet perjalanan sejarah dan menjadi saksi dari proses panjang pembentukan semangat kejuangan bagi kemerdekaan Indonesia.
Di gedung tersebut, sendi-sendi dasar persatuan Indonesia didiskusikan, dirumuskan, untuk kemudian diikrarkan. Tidak hanya menjadi tempat diskusi politik, namun gedung tersebut juga menjadi tempat lahirnya karya-karya sastra gubahan Muhammad Yamin dan Aboe Hanifah.
Sebelumnya, Titik Umi Kurniawati sebagai Kepala Museum Sumpah Pemuda mengatakan, hari ini Tata Pamer Pameran Museum Sumpah Pemuda dibuka kembali setelah revitalisasi dilakukan. Revitalisasi tidak mengubah bentuk bangunan karena Museum Sumpah Pemuda termasuk cagar budaya.
“Koleksi benda-benda museum ada 2200 (dua ribu dua ratus) koleksi, kebanyakan koleksi adalah tokoh-tokoh Sumpah Pemuda,” kata Titik Umi Kurniawati.
Fitra Arda berharap Kepala Museum Sumpah Pemuda harus punya kemampuan untuk menata, menjalankan museum dan mampu menjelaskan kepada pengunjung. “Kita berharap museum ini bisa menjadi museum wisata yang menyenangkan dan ke depannya bisa disenangi oleh semua generasi,” tandasnya. (Murgap)