Kuasa hukum IKBS Se-Jabodetabek dan Jabar Amos Cadu Hina SH saat berorasi mendesak Gubernur NTT Victor Bungtilu Laiskodat meminta maaf secara langsung kepada warga masyarakat Sumba atas ucapan kata “monyet” di depan Wisma NTT, Jalan Tebet Timur Dalam, Jaksel, Senin pagi (06/12/2021). (Foto : Murgap Harahap)
Jakarta, Madina Line.Com – Ikatan Keluarga Besar Sumba (IKBS) Se-Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) serta Jawa Barat (Jabar) melakukan aksi damai atas pernyataan Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Victor Bungtilu Laiskodat pada tanggal 27 November 2021 di Desa Rindi, Kecamatan Rindi, Kabupaten Sumba Timur, karena dalam dialog bersama wakil masyarakat Sumba dan perwakilan masyarakat di sana ketika membahas rencana Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTT mengembangkan sapi jenis premium di lahan sekitar Kecamatan Rindi, terdengar kata pernyataan “monyet” pada dialog itu dan Gubernur NTT Victor Bungtilu Laiskodat mengatakan, akan memenjarakan bagi warga masyarakat Sumba yang tidak mau mengikuti program Gubernur NTT tersebut, di Wisma NTT, Jalan Tebet Timur Dalam, Jakarta Selatan (Jaksel), Senin siang (06/12/2021).
Kuasa hukum IKBS Se-Jabodetabek dan Jabar Amos Cadu Hina SH dan juga sebagai warga Sumba, NTT, usai berorasi di depan Wisma NTT, mengatakan, pernyataan Gubernur NTT Victor Bungtilu Laiskodat terlalu arogan dan pernyataan “monyet” bersifat rasis. “Karena kami asli orang Sumba, maka pernyataan “monyet” yang diutarakan oleh Gubernur NTT Victor Bungtilu Laiskodat tidak bisa kami terima dengan baik,” ujar Amos Cadu Hina SH kepada wartawan Madina Line.Com ketika ditemui usai orasinya ini.
Dikatakannya, pihaknya menuntut pada hari ini, ia yang tergabung dalam IKBS Se-Jabodetabek dan Jabar sudah mendatangi kantor perwakilan NTT di Jakarta, menyampaikan permintaan kepada Gubernur NTT Victor Bungtilu Laiskodat segera meminta maaf kepada seluruh warga Sumba dan jangan mengulanginya lagi pernyataan tersebut kepada semua masyarakat NTT dan juga masyarakat Sumba. “Pasalnya, dengan komunikasi yang tidak baik itu bisa menimbulkan hal-hal yang tidak baik pula,” terangnya.
Dijelaskannya, apabila Gubernur NTT Victor Bungtilu Laiskodat ingin membangun NTT, seharusnya berkomunikasilah dengan baik. “Khususnya untuk Sumba, Gubernur NTT Victor Bungtilu Laiskodat harus berkomunikasi dengan tokoh-tokoh masyarakat di Sumba, sehingga pembangunan yang ia jalankan di NTT bisa berjalan lancar dan bisa diterima oleh lapisan masyarakat NTT,” imbaunya.
“Tadi kita juga sudah bertemu dengan pihak perwakilan pejabat NTT di Wisma NTT agar tuntutan kami ini disampaikan langsung ke Gubernur NTT Victor Bungtilu Laiskodat,” ungkapnya.
Pada intinya, ia ingin Gubernur NTT Victor Bungtilu Laiskodat meminta maaf kepada warga masyarakat Sumba secara tatap muka. “Kalau Gubernur NTT Victor Bungtilu Laiskodat ingin melaksanakan pembangunan di daerah NTT, warga masyarakat Sumba diajak berkomunikasilah dengan baik,” pungkasnya.
“Jikalau Gubernur NTT Victor Bungtilu Laiskodat belum meminta maaf kepada warga masyarakat Sumba, kami akan terus melakukan aksi damai di perwakilan kantor NTT. Tadi pihak yang ikut hadir dalam orasi ini hanya beberapa orang saja karena adanya pandemi Corona Virus Disease -19 atau Covid-19. Tapi kalau memang Gubernur NTT belum juga mau meminta maaf, maka kami akan melakukan aksi damai dalam jumlah yang lebih besar lagi,” paparnya.
Ia mengharapkan Gubernur NTT Victor Bungtilu Laiskodat mendengar aksi damai ini dan segera meminta maaf kepada seluruh lapisan masyarakat Sumba. “Kami tunggu ucapan minta maaf dari Gubernur NTT Victor Bungtilu Laiskodat,” tuturnya
Dijelaskannya, pihaknya belum sampai melaporkan pernyataan “monyet” dari ucapan Gubernur NTT Victor Bungtilu Laiskodat ke Markas Besar Polisi Republik Indonesia (Mabes Polri) ataupun ke Markas Polda Metro Jaya (PMJ) karena ucapan “monyet” ini belum masuk ke ranah tindak pidana. “Kami merasa apa yang diucapkan oleh Gubernur NTT Victor Bungtilu Laiskodat hanya kekeliruan dan tidak ada maksud apa-apa,” ujarnya.
Namun demikian, sambungnya, dengan adanya kekeliruan ucapan “monyet” dari Gubernur NTT Victor Bungtilu Laiskodat, pihaknya ingin Gubernur NTT Victor Bungtilu Laiskodat segera meminta maaf kepada seluruh masyarakat dan warga Sumba. “Walaupun tindakan itu adalah perbuatan tidak menyenangkan masuk ke dalam ranah tindak pidana tapi kami tidak menuntut seperti itu. Karena kami tahu, bahwa kami sebagai masyarakat NTT, sikap kekeluargaan kami tinggi. Sikap kekeluargaan itu lah segala-galanya buat kami warga masyarakat Sumba daripada hukum yang berlaku saat ini,” tandasnya. (Murgap)