Naker Award 2025 Bentuk Apresiasi Kemnaker RI kepada Pembangun Ketenagakerjaan

Menaker RI Yassierli saat jumpa pers usai menyerahkan piala Naker Award 2025 di Hotel JS Luwansa, Jaksel, Rabu (26/11/2025). (Foto : Murgap Harahap)
Jakarta, Madina Line.Com – Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia (Kemnaker RI) menggelar Naker Award 2025 di Hotel JS Luwansa, Jakarta Selatan (Jaksel), Rabu malam (26/11/2025).
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemnaker RI Cris Kuntadi mengatakan, Naker Award 2025 merupakan ajang apresiasi dari Kemnaker RI kepada pembangun ketenagakerjaan seperti perusahaan, lembaga, dan para pemangku kepentingan yang telah menunjukan komitmen tinggi dalam pengembangan dunia kerja di Indonesia. “Tahun ini memiliki makna yang sangat istimewa karena Naker Award 2025 bertepatan dengan 1 tahun perjalanan kabinet 2024- hingga 2029. Momentum ini sekaligus menjadi wahana refleksi langkah konkret yang telah ditempuh Pemerintah RI dalam memperkuat ekosistem yang inklusif, produktif, dan berdaya saing global,” ungkap Cris.
Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) RI Yassierli dalam sambutannya mengatakan, ekosistem ketenagakerjaan harus yang dikembangkan di Indonesia harus adil dan inklusif,” katanya.
Dia menyoroti kesempatan kerja bagi tenaga kerja disabilitas di perusahaan-perusahaan. “Ke depan, saya berharap, peluang kerja semakin besar bagi tenaga kerja disabilitas di Indonesia,” terangnya.
“Ini memang akan jadi concern (perhatian) kita. Kita akan terus berbenah di balai-balai latihan kerja. BPVP (Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas) yang kami miliki untuk kita jadikan sebagai pusat pelatihan penyiapan tenaga kerja disabilitas,” kata Yassierli.
Menteri ingin perusahaan tinggal tahu beres. “Kita siapkan, misalnya untuk resepsionis. Untuk kerja administrasi, untuk kemudian membantu di lantai produksi. Apa pun itu,” paparnya,
Konsep ini, sambungnya,, sesuai dengan amanat konstitusi, yaitu pasal 27 Undang-Undang Dasar (UUD) tahun 1945 yakni setiap warga negara berhak mendapatkan pekerjaan dan kehidupan yang layak. “Ini upaya yang kita akan terus seriuskan. Semoga gayung bersambut dan teman-teman di industri juga kita bisa berkolaborasi, bekerja sama,” kata Yassierli.
“Tahun depan, kami berharap, angka 2%, 1% minimal, dari jumlah tenaga kerjanya, adalah tenaga kerja disabilitas,” tandasnya. (Murgap)
