Ayub Suleman Pulungan
Jakarta, Madina Line. Com – Masyarakat Asal Tapanuli Bagian Selatan (Tabagsel) se-Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) menggelar acara Halal Bi Halal dan Silaturahmi di Auditorium Manggala Wanabakti Kementerian Kehutanan Republik Indonesia (Kemenhut RI), Jakarta, Sabtu (19/04/2025).
Acara yang mengambil tema “Mempererat Silaturahmi dan Memperkuat Sinergi Masyarakat Tabagsel” ini dihadiri oleh 1500 undangan dan pejabat daerah dari kabupaten dan kota yang ada di Tabagsel. Kemudian, acara ini dihadiri oleh Menteri Koordinator (Menko) Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (IPK) RI Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) didampingi istri Anisa Pohan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI serta tokoh-tokoh Tabagsel.
Turut hadir dalam acara ini Ketua Tabagsel Institut, Ayub Suleman Pulungan. Ia mengatakan, berkumpulnya masyarakat Tabagsel hari ini, mudah-mudahan bisa menyatukan visi di antara tokoh Tabagsel yang ada di Jakarta maupun masyarakat di Tabagsel, sehingga ada minimal bisa melahirkan satu Proyek Strategis Nasional (PSN) di Tabagsel.
“Untuk pemerintahan Presiden RI Prabowo Subianto diharapkan agat di Tabagsel terkoneksi dengan baik Sumatera Utara (Sumut), Medan, maupun ke Pekanbaru, Riau, segala macam, itu minimal membangun jaringan Kereta Api (KA),” ujar Ayub Suleman Pulungan kepada wartawan Madina Line.Com ketika ditemui di sela-sela acara ini.
Coba lihat selama ini, sambungnya, permasalahan di Tabagsel itu permasalahan transportasi dan begitu banyak jalan yang rusak karena beban jalannya sangat tinggi. “Pengangkutan sawit dan tambang segala macam itu hanya mengandalkan jalan raya, sehingga tingkat kerusakan jalan di Tabagsel itu sangat tinggi, itu yang pertama,” ucapnya.
Kedua, sambungnya, secara ekonomi kalau ada jaringan KA itu akan lebih ekonomi perpindahan barang dan orang, sehingga ekonomi di Tabagsel bisa bertumbuh dan industri bisa datang. “Industri pengolahan bisa datang ke Tabagsel, sehingga industri pengolahan tidak lagi di luar. Jadi karena barang sudah bisa diangkat dari Tabagsel dengan mudah, misal ke luar daerah, baik itu ke arah Medan maupun ke arah Pekanbaru,” katanya.
Ia menilai PSN yang dibutuhkan di Tabagsel adalah jaringan KA. “Karena kita lihat juga sekarang, posisinya jalan tol tidak ada yang akses ke Tabagsel, hanya sampai ke Pekanbaru dan Toba Samosir (Tobasa), mungkin sampai ke Sibolga,” ungkapnya.
“Tapi Tabagsel itu tetap jadi pintu belakang atau daerah terbelakang. Jadi harus ada pemikiran yang strategis mendatangkan jaringan KA ke Tabagsel,” jelasnya.
Menurutnya, kalau jaringan KA itu sudah ada, artinya Tabagsel tidak lagi menjadi halaman belakang tapi bisa menjadi tempat produksi industri. “Industri bisa maju di Tabagsel dan perantau juga berkurang yang keluar. Jadi Sumber Daya Manusia (SDM) Tabagsel yang unggul bisa berkarya di daerahnya sendiri,” urai Ayub Suleman Pulungan dari Parsadaan Pulungan ini.
Dijelaskannya, Parsadaan Pulungan lebih bergerak kepada sosial. “Tapi di luar itu, saya sebagai Ketua Tabagsel Institut. Jadi kita lebih kepada sumbangan pemikiran untuk perkembangan Tabagsel,” ucapnya.
“Misalnya, jaringan KA itu termasuk pemikiran kita di Yayasan Tabagsel. Kemudian, saya juga penulis buku mengenai Willem Iskander sebagai Sultan Mandailing Natal (Madina),” tandasnya. (Murgap)