Drs Muhamad Idham CIH MKKK
Jakarta, Madina Line.Com – Sebanyak 22 perusahaan dari berbagai sektor industri di Indonesia meraih penghargaan dalam ajang Indonesia Quality, Health and Safety Environment (QHSE) pada Indonesia Quality Safety Awards (IQSA) 2024 yang digelar di ruang Binakarna, Hotel Bidakara, Jakarta, Jum’at malam (04/10/2024).
IQSA 2024 diselenggarakan oleh majalah Business Asia Indonesia bekerjasama dengan Forum QHSE Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Konstruksi. Drs Muhamad Idham CIH MKKK selaku Direktur Bina Pengujian Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) Direktorat Jenderal Bina Pengawasan Ketenagakerjaan dan K3 (Ditjen Binwasnaker dan K3) Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia (Kemnaker RI) dan Woro Ariyandini selaku Deputi Kebijakan Pelayanan Program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan menjadi keynote speech (pembicara kunci) dalam acara ini dan menyerahkan piagam penghargaan kepada 22 perusahaan.
Drs Muhamad Idham CIH MKKK mengatakan, ia selaku Direktur Bina Pengujian K3 mewakili Direktur Jenderal Pembinaan dan Pegawasan Ketenagakerjaan dan Keselamatan Kesehatan Kerja (Dirjen Binwasnaker dan K3) Kemnaker RI mengapresiasi event (acara) semacam ini akan menjadi salah satu momentum untuk lebih menggerakkan lebih bagus lagi di dalam implementasi K3 baik bagi industri maupun masyarakat umum. “Kita atau kami dari government (pemerintah) tentu menjadi bagian penting yang bisa kita lihat untuk kita jadikan bahan melakukan review atau kaji ulang tehadap kebijakan-kebijakan yang terkait dengan K3,” ujar Drs Muhamad Idham CIH MKKK kepada wartawan Madina Line.Com ketika ditemui di sela-sela acara ini.
Dikatakannya, momentum semacam ini memang perlu dipupuk dan pihaknya perlu mengapresiasi acara ini dan midah-mudahan acara ini menjadi momentum yang baik tidak hanya di level perusahaan-perusahaan besar tapi ia juga sangat berharap bisa medorong perusahaan skala Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) bisa turut serta aktif dalam mengimplementasikan K3. “Jadi kita sama-sama tahu, bahwa angka kecelakaan kerja di republik ini dari tahun ke tahun menunjukkan peningkatan. Nah, tentu ini harus ada usaha keras atau ada upaya sinergi baik pemerintah, perusahaan, para penggiat akademisi, praktisi untuk saling bergandengan tangan untuk bisa melakukan upaya pencegahan angka kecelakaan kerja dan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) melalui event-event semacam ini sebagai salah satu semacam promosi, sehingga ini menjadi usaha menggelorakan K3 dan membudayakan K3,” terangnya.
Mengenai peringkat K3 seberapa jauh implementasi K3, Indonesia di tingkat Negara ASEAN, sambungnya, tentu ini membutuhkan semacam upaya. “Karena tidak ada penilaian peringkat antar ASEAN country (Negara ASEAN). Tapi di dalam prakteknya, Indonesia sebagai anggota ASEAN Oznet. Jadi di dalam konteks K3 itu ada ASEAN Oznet Work, kita yang termasuk aktif di dalam hal merespon isu-isu K3 secara internasional,” ungkapnya.
Ia memohon kepada perusahaan-perusahaan yang sudah eksis dan baik dalam mengimplementasikan K3 terus melakukan upaya peningkatan, itu yang pertama. “Kedua, mendorong UMKM bisa diajak bareng-bareng dan tentu kolaborasi dengan pemerintah dan semua pihak agar K3 ini benar-benar menjadi budaya tidak hanya menjadi slogan. “Saat ini kecelakaan kerja itu yang perlu dicermati. Pada 2023, angka kecelakaan kerja 360.000 lebih. Kontributor terbesarnya kecelakaan kerja di manufaktur dan konstruksi. Kemudian, pada sektor lain,” tandasnya. (Murgap)