Ketua FKUB Kepri Handarlin Umar (pertama dari kanan) foto bersama Sekretaris FKUB Sultra Hasan Nuri di acara Rakernas II Asosiasi FKUB dan FKUB Se-Indonesia yang digelar di Hotel Orchardz Industri, Kemayoran, Jakpus, Kamis (03/10/2024). (Foto : Murgap Harahap)
Jakarta, Madina Line.Com – Asosiasi Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Indonesia dan FKUB Provinsi Se-Indonesia mengadakan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) II tahun 2024 dengan tema “Penguatan Peran dan Partisipasi FKUB Dalam Menjaga Kerukunan Umat Beragama dan Kondusifitas Pilkada Serentak Tahun 2024” di Hotel Orchardz Industri, Kemayoran, Jakarta Pusat (Jakpus), digelar selama 3 hari sejak Rabu pagi hingga Jum’at malam (02/10/2024-04/10/2024).
Tampak hadir dalam acara ini Ketua FKUB Kepulauan Riau (Kepri) Handarlin Umar. Ia mengatakan, perannya di FKUB Kepri tentu sama-sama masyarakat dan tokoh masyarakat dalam penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2024 menjaga kondusifitas dari pelaksanaan Pilkada serentak 2024.
“Dengan selalu mendorong kearifan lokal. Kalau kami di FKUB Kepri adalah sebuah provinsi yang terkenal dengan kerukunannya. Makanya, kami selalu mengusung rukun itu adalah budaya kita. Dalam bahasa Melayunya rukun budaya kite. Nah, ini terus kami gaungkan dan kami sosialisasi tentang apa itu makna kontestasi dari Pilkada itu. Soal kalah menang itu soal biasa. Namun, kita tidak boleh pecah,” ujar Handarlin Umar kepada wartawan Madina Line.Com ketika ditemui di sela-sela acara ini, Kamis siang (03/10/2024).
Dijelaskannya, pihaknya menggaungkan juga pesan dari Buya Hamka, bahwa pilihan kita boleh kalah tapi yang tidak boleh itu adalah jangan sampai pilihan kita yang salah. “Itu maknanya, carilah pemimpin yang menurut pemahaman kita atau pemahaman masyarakat, carilah pemimpin-pemimpin yang betul-betul bisa memperjuangkan kesejahteraan masyarakatnya. Jadi pemimpin gubernur dan bupati. Kita betul-betul melihat dari visi dan misinya dan memperhatikan kepentingan masyarakat. Dari segi pembangunan fisiknya dan pembangunan mental spiritualnya itu dirancang dalam visi dan misinya yang bisa kita lihat,” katanya.
“Alhamdulillah, selama ini kita sosialisasi sampai detik ini yang saya pantau di Kepri, tidak bergejolak. Tapi kalau yang kecil-kecil, biasalah. Yang namanya lagi kontestasi Pilkada sama seperti pertandingan sepak bola ya. Saling menyenggol tapi menyenggolnya jangan sampai mukul wasit lah,” ungkapnya.
Dikatakannya, budaya orang melayu itu bisa menerima apa saja. “Kalau kami setiap tahun tidak ada masalah. Fluktuatif ya. Artinya, kalau saya butuh anggaran besar misalnya pada 2022, kami menyelenggarakan Konferensi Nasional (Kornas). Itu kami dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kepri dikasih anggaran Rp1 miliar untuk dukungan kegiatan karena cukup besar dan peserta yang hadir mencapai 1.300 orang,” paparnya.
“Nah, anggaran yang normal Rp600 juta. Kemarin saya bicara dengan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol), kita akan membuat kegiatan lagi dan Kesbangpol mengatakan, akan menambah lagi anggarannya. Alhamdulillah, kerjasama FKUB Kepri dan Pemprov Kepri berjalan dengan baik,” jelasnya.
Untuk kabupaten dan kota di Kepri, sambungnya, juga sama akan memberikan dana hibah yang setiap tahun akan pihaknya pertanggung jawabkan. “Konsentrasi kita adalah terkait dengan peran penguatan FKUB, itu yang pertama. Kedua, kami mempunyai Asosiasi FKUB. Asosiasi FKUB ini kami harapkan di dalam Peraturan Presiden (Perpres) nanti yang kemarin Surat Keputusan Bersama (SKB) 2 Menteri Nomor 9 dan 8 tahun 2006, itu meningkat menjadi sebuah Perpres yang di dalam draft Perpres itu akan ada FKUB Nasional. Itu yang akan kita harapkan mewakili masing-masing wilayah, sehingga wilayah yang lebih tahu wilayahnya masing-masing,” tuturnya.
Menurutnya, nanti tidak ada lagi Asosiasi FKUB ketika sudah ada FKUB Nasional. “Dalam draft Perpresnya seperti itu,” terangnya.
“Setelah acara Rakernas II Asosiasi FKUB dan FKUB 2024 ini selesai digelar, kalau masih di bawah Asosiasi FKUB, diharapkan semacam induk dari organisasi FKUB. Kita melakukan 2 kegiatan, pertama, Kornas. Sementara, yang di bawah Asosiasi FKUB namanya Rakernas. Nah, acara ini Rakernas II Asosiasi FKUB dan FKUB. Seharusnya, Kornas 2024 digelar di Aceh,” ucapnya.
Tapi karena Aceh digelar acara Pekan Olahraga Nasional (PON) 2024, dan ada acara Pilkada, imbuhnya, makanya anggarannya agak berat dan dibatalkan. “Kita tidak tahu keputusan dua hari ke depan ini, siapa pihak yang siap menyelenggarakan acara. Saya dengar sih akan digelar di Kalimantan Timur (Kaltim) tapi belum final. Tergantung kekuatan anggaran sih. Paling tidak anggaran yang dikeluarkan Rp600 juta hingga Rp700 juta,” tandasnya. (Murgap)