Berlian Benyamina Rungkat BBA SSos
Jakarta, Madina Line.Com – Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar menggelar acara Puncak Perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Partai Golkar ke-59 di halaman Kantor DPP Partai Golkar, Jalan Anggrek Neli Murni, Slipi, Jakarta Barat (Jakbar), Senin (06/11/2023).
Menjadi tamu undangan pada acara ini, Presiden Republik Indonesia (RI) Ir H Joko Widodo. Kemudian, acara ini dihadiri oleh Calon Presiden (Capres) RI 2024 Prabowo Subianto.
Ketua Umum (Ketum) DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto selaku tuan rumah juga hadir pada acara ini serta memberikan sambutan. Tak hanya itu saja, acara ini juga dihadiri para Ketum partai politik (parpol) Koalisi Indonesia Maju (KIM) pendukung pasangan Capres RI dan Cawapres RI 2024 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
Calon Anggota Legislatif (Caleg) Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Partai Golkar Daerah Pemilihan (Dapil) Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta 3 (Jakbar, Jakarta Utara (Jakut), dan Kepulauan Seribu), Berlian Benyamina Rungkat BBA SSos yang malam itu juga turut hadir mengatakan, dengan adanya acara ini terlihat semakin solidnya Koalisi Indonesia Maju karena semua Ketum parpolnya hadir dan Presiden RI Ir H Joko Widodo juga hadir serta Capres RI 2024 Prabowo Subianto juga hadir. “Visi dan misi Partai Golkar terlihat sekali untuk Indonesia maju pada tahun 2045. Makanya, dipilih Cawapres RI 2024 adalah Gibran Rakabuming Raka karena Gibran pada tahun 2045 usianya bukan bocah cilik (bocil) tapi sudah berusia 58 tahun,” ujar Berlian Benyamina Rungkat BBA SSos kepada wartawan Madina Line.Com ketika ditemui usai acara ini.
Caleg DPR RI Partai Golkar Dapil DKI Jakarta 3 (Jakbar, Jakut, dan Kepulauan Seribu) Nomor Urut 3, Berlian Benyamina Rungkat BBA SSos (tengah) foto bersama usai menghadiri acara Puncak Perayaan HUT Partai Golkar ke-59 yang digelar di Kantor DPP Partai Golkar, Jalan Anggrek Neli Murni, Slipi, Jakbar, Senin malam (06/11/2023). (Foto : Murgap Harahap)
Dikatakannya, Cawapres RI 2024 Gibran Rakabuming Raka yang akan menjadi saksi sejarah Indonesia Emas 100 tahun. “Kalau di atas usia tersebut, mungkin sudah tidak ada lagi ya dan saya rasa itu merupakan silaturahmi pemikiran dari lintas generasi antara baby boomers dan kaum millenial. Karena selama ini mungkin berbeda pandangan dan cara pola pikir dan life style (gaya hidup) berbeda. Anak-anak sekarang kan berbeda. Sekarang masuk ke generasi internet. Mereka apa-apa butuh gadget. Sementara, orang tua itu memang membutuhkan tenaga yang masih segar yang pemikirannya lebih segar dan energi,” ungkapnya.
“Visi saya maju jadi Caleg DPR RI Partai Golkar pada tahun 2024, karena Dapil saya di DKI Jakarta, saya ingin melihat DKI Jakarta menjadi kota global. Karena DKI Jakarta, infrastrukturnya sudah siap dan tidak ketinggalan dengan New York (NY), London, Paris, Tokyo dan cuma tinggal menekan angka kemiskinannya saja, mengatasi banjir dan manajemen sampah,” paparnya.
Menurutnya, dengan adanya event Citayam Fashion Week (CFW) yang merupakan fenomena fashion dari anak-anak bocil yang bukan siapa-siapa sampai akhirnya Indonesia punya fashion style sendiri. “Sebelumnya, ada Harajuku dari Jepang ataupun Gangnam Style dari Korea. Tapi dengan kehadiran mereka, ini suatu cerita baru untuk kota global Jakarta,” terang Berlian Benyamina Rungkat dengan Nomor Urut 3 ini.
Dijelaskannya, tidak apa-apa walaupun nanti ibukota pindah ke Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Paser Penajam, Kalimantan Timur (Kaltim), DKI Jakarta menjadi kota global. “Karena di Amerika Serikat (AS) ibukotanya berada di Washington DC, dan New York menjadi kota global juga,” paparnya.
“Misi saya, menangkan suara Partai Golkar di Dapil saya. Saya akan mengajak teman saya seluruh Caleg DPR RI dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Partai Golkar untuk merebut kursi sebanyak-banyaknya. Karena pada tahun 2004, Partai Golkar pernah menjadi parpol pemenangan Pemilihan Umum (Pemilu) nomor 1, setelah Reformasi. Maka, pada tahun 2024, harus diulang lagi,” katanya.
Bidang usaha, sambungnya, pernah menjadi rekanan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan suaminya core bisninya (bisnis utama) usaha di bidang oil (minyak) dan gas. “Saya juga pernah bekerja di industri pertambangan. Tapi waktu itu dengan Penyertaan Modal Asing (PMA). Jadi partner kerja saya dari Rusia dan Jerman,” akunya.
“Visi saya lainnya untuk kaum perempuan, saya sangat sedih sekali melihat banyak anak-anak stunting saat ini. Sementara, dulu tidak pernah terjadi. Pada rezim saat Partai Golkar berkuasa, Indonesia bahkan swasembada pangan. Bahkan sampai ada lagunya Aku Anak Sehat Tubuhku Kuat Karena Ibuku Rajin dan Cermat Semasa Aku Bayi Selalu Diberi ASI Makanan Bergizi dan Imunisasi Berat Badanku Ditimbang Selalu Posyandu Menunggu Siap Selalu Setiap Waktu. Saat ini saya juga mengherankan ya. Apakah stunting ini tercipta oleh suatu sistem atau memang itu terjadi begitu saja?” tanyanya.
Ia tidak yakin stunting terjadi begitu saja. “Apabila kita memang swasembada pangan, namanya petani itu dipikirkan kemakmurannya. Pupuk itu juga tidak sulit didapatkan,” tegasnya.
“Kebetulan pada tahun 2019, Dapil saya di Jawa Tengah (Jateng) 4 di Karanganyar, semua rata-rata keluhan petani sekarang ini sudah tidak ada Koperasi Unit Desa (KUD), sehingga mereka sulit mendapatkan pupuk, sehingga anak-anak petani sudah tidak mau lagi bertani dan mereka pindah ke kota dan mereka menjadi pekerja di ojek online (ojol),” jelasnya.
Akhirnya, sambungnya, lahan-lahan pertanian dipakai untuk lahan pembangunan property (perumahan). “Sementara, Indonesia terkenal sebagai negara agraris. Harusnya dulu kita sudah bisa swasembada pangan dan bisa memberikan bantuan bahkan ke Negara Ethiopia,” ucapnya.
“Waktu saya masih kecil, saya ingat pada masa rezim Presiden RI Soeharto. Memang saat itu matang sekali programnya. Ada Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita) I, II, III, IV dan IV serta Pembangunan Jangka Panjang Tahap I dan II. Tapi sayangnya, Presiden RI Soeharto keburu di-impeachment (diberhentikan) pada tahun 1998 ketika era Reformasi. Padahal, mungkin kalau Presiden RI Soeharto menjabat satu periode lagi, benar-benar sempurna,” urainya.
Ia mengatakan, pada tahun 2025, Indonesia akan memasuki masa bonus demografi. “Masa bonus demografi akan terjadi satu kali dalam peradaban sampai tahun 2038. Apabila dimanfaatkan secara maksimal di usia produktif yaitu usia 16 hingga 60 tahun, kita bisa mengejar ketinggalan kita. Mungkin sekarang kita sudah di peringkat 16 pada G-20,” tuturnya.
“Harapan saya, kita bisa masuk dalam 5 (lima) besar. Kita harus bisa mengejar China dan India karena kedua negara tersebut sudah masuk dalam Top 5. Kita jumlah penduduknya banyak. Harusnya nanti anak-anak usia 16 hingga 60 tahun harus berbuat. Jangan main games terus. Tapi kalau mereka suka games harus menjadi game creator,” imbaunya.
Tapi jangan jadi expences (pengeluaran), imbuhnya, tapi harus jadi pemasukan. “Karena itu lah yang harus dipikirkan oleh generasi millenial,” tandasnya. (Murgap)