Suban Fauzin SSos AJP GG (GIA)
Jakarta, Madina Line.Com – Badan Pengurus Cabang Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPC HIPMI) Jakarta Barat (Jakbar) menggelar acara Silaturahmi dan Diskusi Ukhuwah Ramadhan 1444 H yang mengambil tema “Dialektika menuju UMKM Jakarta Barat yang Lebih Produktif” yang digelar di Restoran Flora, Hotel Mercure, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan (Jaksel), Selasa (18/04/2023).
Acara ini menghadirkan pembicara Ajib Hamdani selaku Dewan Pembina Badan Pengurus Pusat (BPP) HIPMI, Dr dr Renny Yuniati SpKK selaku Owner PT Muntira Kosmeditama, Suban Fauzin SSos AJP GG (GIA) selaku Deputy Bisnis PT Pegadaian Area Kalideres dan Rionaldo Putra selaku Chief Executixe Officer (CEO) Hanglekiu Group. Suban Fauzin SSos AJP GG (GIA) selaku Deputy Bisnis PT Pegadaian Area Kalideres mengatakan, kerjasama PT Pegadaian dan BPC HIPMI Jakbar bagaimana menciptakan pengusaha-pengusaha muda biar bisa naik kelas juga.
“Jadi pengusaha yang telah berkecimpung di dunia Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) bagaimana pelaku UMKM bisa naik.kelas. Namun, bagi pengusaha yang belum bergerak, kita usahakan agar berusaha,” ujar Suban Fauzin SSos AJP GG (GIA) kepada wartawan Madina Line.Com ketika ditemui usai acara ini.
Dikatakannya, di situlah nanti ketemunya PT Pegadaian dan BPC HIPMI Jakbar. “Jadi BPC HIPMI Jakbar punya visi yang sama dan punya tujuan yang sama dengan PT Pegadaian bagaimana membesarkan UMKM. Di situlah kita ketemu karena punya pandangan yang sama, sehingga mau tidak mau kita berkolaborasi untuk bagaimana mencetak pengusaha-pengusaha muda,” katanya.
“Kebetulan kita punya target penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp33 miliar untuk pelaku UMKM Jakbar. Jadi kalau Rp33 miliar dibagi Rp10 juta berarti ada 3300 orang kita cetak tenaga-tenaga pengusaha karena efek dari pandemi Corona Virus Disease-19 (Covid-19), mereka tidak bisa berusaha,” jelasnya.
Dikatakannya, intinya PT Pegadaian ingin mendorong para pengusaha bisa bergerak lagi. “Bagi pengusaha yang belum bergerak menjadi bergerak. Pengusaha yang telah bergerak bisa lebih baik lagi. Itu yang namanya naik kelas,” ungkapnya.
Artinya, sambungnya, tentu harus ada persyaratan-persyaratan yang harus dilakukan dalam penggunaan dana KUR tersebut. “Baik itu BI checking (pengecekan dari Bank Indonesia atau BI) ataupun di kita yaitu Befindo kalau di PT Pegadaian. Hal itu menjadi salah satu persyaratan,” paparnya.
“Kemudian, seandainya misalnya, mengambil KUR itu kan juga cukup langsung usaha bagi pelaku UMKM. Jadi kita juga kasih binaan dan kita kasih bimbingan. Itu lah kebijakan kita untuk bagaimana supaya orang itu mau bergerak dan berusaha,” terangnya.
Dijelaskannya, terkait masalah pelaku UMKM belum lolos dalam penerimaan dana KUR akan disampaikan oleh PT Pegadaian, bahwa ada kendala dan diberikan pandangan-pandangan. “Bahwa yang perlu dilakukan ini dan itu, sehingga ke depannya lebih baik lagi,” ucapnya.
Ia mengharapkan dengan adanya kerjasama PT Pegadaian dan BPC HIPMI Jakbar bisa menambah networking (jaringan kerja). “Artinya, dengan bekerjanya antara PT Pegadaian dan BPC HIPMI Jakbar, BPC HIPMI Jakbar juga banyak teman-teman pengusaha yang sukses, maka ada sisi positifnya. Teman-teman BPC HIPMI Jakbar membutuhkan modal kerja untuk operasional dan investasi bisa menggunakan jasa PT Pegadaian,” imbaunya.
“Tentu akan lebih mudah lagi karena dari sisi ekonominya. Artinya, para pengusaha BPC HIPMI Jakbar ini sudah bagus-bagus. Tinggal bagaimana mereka istilahnya mau naik kelas. Saya melihat luar biasa teman-teman pengusaha BPC HIPMI Jakbar. Saya melihat mereka ingin tumbuh berkembang dan ingin naik kelas. Itu lah harapan kami,” tandasnya. (Murgap)