Ana Susanti
Jakarta, Madina Line.Com – Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar menggelar acara Rapat Koordinasi Teknis (Rakornis) dan Bimbingan Teknis (Bimtek) Pemenangan Pemilu 2024 untuk Wilayah Jawa I terdiri dari Provinsi Jawa Barat (Jabar), Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta, dan Banten di Hotel Redtop, Jakarta, sejak Rabu malam hingga Jum’at malam (25/01/2023-27/01/2023).
Acara ini dibuka secara resmi oleh Ketua Umum (Ketum) DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto. Tampak hadir dalam acara ini Bendahara Partai Golkar dan Bendahara Fraksi Partai Golkar Kota Cirebon Ana Susanti.
Ana Susanti mengharapkan, Partai Golkar Kota Cirebon saat ini bisa berjaya seperti Partai Golkar dahulu kala. “Karena Kota Cirebon sebagai lumbungnya Partai Golkar dan basisnya Partai Golkar. Karena dulu Partai Golkar Kota Cirebon, ada Enggartiasto Lukita. Setelah Enggartiasto Lukita pindah partai politik (parpol) ke Partai Nasional Demokrat (NasDem), maka sebagian pendukung Partai Golkar ditarik ke Partai NasDem,” ujar Ana Susanti kepada wartawan Madina Line.Com ketika ditemui di sela-sela acara ini.
Dikatakannya, tapi keadaan Partai NasDem di Kota Cirebon sudah tidak solid, akhirnya insya Allah mungkin Partai Golkar Kota Cirebon bisa kembali jaya lagi. “Target kita pada tahun 2024 kursi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Cirebon bisa terealisasi 5 (lima) kursi. Dari tahun sebelumnya (2019) 3 (tiga) kursi bisa meningkat jadi lima kursi pada 2024,” terangnya.
“Dulu kita pernah berjaya bisa menduduki 8 (delapan) hingga 7 (tujuh) kursi anggota DPRD Kota Cirebon. Karena memang yang dulu dan sekarang untuk kaderisasi Partai Golkar Kota Cirebon memang berbeda. Dulu ada sosok di Partai Golkar Kota Cirebon sebagai sesepuh kita bernama Sunaryo Awe,” ungkapnya.
Ia menilai sosok sesepuh Partai Golkar Kota Cirebon Sunaryo Awe itu dari unsur Tentara Nasional Indonesia (TNI) luar biasa kejayaannya dan bisa terealisasi delapan kursi anggota DPRD Kota Cirebon. “Strategi kita sekarang untuk bisa meningkatkan jumlah anggota DPRD Kota Cirebon dari Partai Golkar Cirebon dengan adanya isu-isu Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada) kemarin itu, kita head to head. Pada saat itu, Partai Golkar berpasangan dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dan Partai NasDem itu berpasangan dengan Partai Demokrat,” jelasnya.
Dari situ, sambungnya, karena yang satu calon dari Partai NasDen diduga bermain curang, sampai Partai Golkar pernah dibawa ke ranah Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia (MK RI), memang hanya selisih sedikit raihan perolehan suara. “Tapi biarlah. Namun, imbasnya dengan adanya pandemi Corona Virus Disease-19 atau Covid-19, janji Walikota dan Wakil Walikota (Wawakot) Kota Cirebon itu tidak ada yang terealisasi,” paparnya.
“Oleh karena itu, kita mainkan isunya. Dari situ kita mainkan fungsinya,” katanya.
Ia mengharapkan dengan digelarnya acara ini menjadi acuan bisa dibawa ke Kota Cirebon, sehingga nanti bisa diterapkan kepada kader dan fungsionaris yang siap bertarung di lapangan untuk pemenangan Partai Golkar di Kota Cirebon. (Murgap)