Hj Margaret Aliyatul Maimunah
Jakarta, Madina Line.Com – Pimpinan Pusat Fatayat Nahdlatul Ulama (PP Fatayat NU) masa khidmat 2022 hingga 2027 resmi dikukuhkan oleh Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Rahmat Hidayat Pulungan, dalam acara Pelantikan Pengurus PP Fatayat NU periode 2022 hingga 2027 yang dilanjutkan dengan acara Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) PP Fatayat NU 2022 di Grand Sahid Jaya Hotel, Jakarta, Jum’at (23/12/2022).
Pengurus PP Fatayat NU disahkan melalui Surat Keputusan (SK) Nomor: 01A/PPFNU/SK/XII/2022 dan ditandatangani oleh Ketua Umum (Ketum) PP Fatayat NU Hj Margaret Aliyatul Maimunah, pada Kamis (01/12/2022). Ketum PP Fatayat NU Hj Margaret Aliyatul Maimunah mengatakan, Fatayat NU sebagai salah satu bagian dari PBNU tentu saja akan menjadi bagian menyambut 1 abad hari lahirnya NU, pandangan-pandangan sikap yang diambil oleh PBNU tentu menjadi satu hal yang juga mesti Fatayat NU sebarkan dan yakini serta pegang.
“Intinya, pandangan-pendangan dari PBNU tidak mungkin Fatayat NU berbeda,” tegas Hj Margaret Aliyatul Maimunah kepada wartawan Madina Line.Com ketika ditemui usai acara ini.
Dikatakannya, Fatayat NU menjadi bagian PBNU dan Fatayat NU sebagai salah satu organisasi perempuan PBNU menjadi salah satu organisasi yang mempunyai kontribusi. “Ketika kita bicara katakanlah soal kekerasan terhadap perempuan dan anak, tentu yang akan banyak bekerja dari bagian PBNU adalah Fatayat NU yang merupakan salah satu organisasi perempuan dari PBNU,” jelasnya.
Dalam rangka menyambut tahun politik 2024, sambungnya, tidak mungkin Fatayat NU menghalangi sahabat-sahabat kadernya untuk berpartisipasi aktif atau berperan aktif dalam keikutsertaan di tahun politik sebagai pengambil kebijakan. “Ini sangat penting menurut Fatayat NU. Karena nanti kalau banyak kader Fatayat NU yang masuk sebagai bagian dari pengambil kebijakan tentu harapannya nanti kebijakan-kebijakan yang dihasilkan itu punya perspektif bagi perempuan dan perlindungan anak,” harapnya.
“Jadi kita akan mendorong sahabat-sahabat perempuan di Fatayat NU untuk mengambil bagian di tahun politik 2024. Tetapi kita juga tidak menafikan kalau memang ada yang mau mengambil posisi sebagai decision economic domestic (penompang ekonomi rumah tangga) itu tidak menjadi masalah. Quotenya adalah harus membekali diri dengan kompetensi dan kualitas,” ungkapnya.
Menurutnya, karena menjadi ibu rumah tangga atau berada di wilayah decision economic domestic harus pintar karena akan mencetak generasi muda. “Kita juga mendorong di mana pun kader Fatayat NU berada, pilih dan dukung Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden Republik Indonesia (Capres dan Cawapres RI) 2024 yang akan melahirkan kebijakan-kebijakan dan mendukung serta memiliki perspektif terhadap perempuan dan perlindungan anak,” imbaunya.
“Tidak boleh kader Fatayat NU mendukung Capres dan Cawapres RI 2024 yang pernah menjadi pelaku kekerasan terhadap perempuan dan anak. Fatayat NU mendukung Capres dan Cawapres RI 2024 yang mempunyai perspektif perlindungan anak dan pemberdayaan perempuan,” tukasnya.
Dijelaskannya, pasca acara pelantikan kepengurusan PP Fatayat NU periode 2022 hingga 2027, pihaknya akan memperkuat skuad dalam tubuh Fatayat NU. “Kita sudah menyusun program kerja hingga 5 (lima) tahun ke depan. Terutama dalam menghadapi era tahun politik nasional 2024. Fatayat NU mau seperti apa?” tanyanya.
“Yang jelas karena Alhamdulillah juga kemarin pada acara Kongres Fatayat NU, saya terpilih secara aklamasi menjadi Ketum PP Fatayat NU periode 2022 hingga 2027 dan Insya Allah, Fatayat NU semua level adalah satu komando. Satu komando untuk apa? Mendukung siapa pun Capres dan Cawapres RI 2024 yang mempunyai perspektif terhadap visi dan misi perlindungan anak dan untuk pemberdayaan perempuan,” tandasnya. (Murgap)