Irwan Fecho
Jakarta, Madina Line.Com – Musyawarah Rakyat atau Musra menggelar acara diskusi Total Politik dengan tema Musra Lagi, Jokowi Mau Apa? yang digelar di Warung Wow KWB, Jalan Warung Jati Nomor 1B, Jakarta Selatan (Jaksel), Minggu siang (25/09/2022).
Acara ini menghadiri pembicara yakni Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Fraksi Partai Demokrat (F-PD) Irwan Fecho, Hendri Satrio selaku Founder KedaiKopi, Ketua Panitia Acara Musra Panel Barus, dan acara ini dibawakan oleh Host Budi Adiputro dan Co-Host Arie Putra. Ketua Panitia Acara Musra Panel Barus mengatakan, acara diskusi hari ini sama seperti yang pernah Musra gelar di Kota Bandung, Jawa Barat (Jabar).
“Diskusi yang dibahas di diskusi Musra di Kota Bandung, Jabar, Diskusi Kebangsaan, Program Prioritas? Terus Karakter dan Nama-nama Calon Presiden (Capres) dan Calon Wakil Presiden (Cawapres) RI pada tahun 2024 juga digelar di Sulawesi Selatan (Sulsel),” ujar Panel Barus kepada wartawan Madina Line.Com ketika ditemui usai acara ini.
Dikatakannya, masyarakat yang ber-Kartu Tanda Penduduk (KTP) Sulsel ikut juga dalam acara tersebut. “Nah, kalau di Jabar, muncul nama Jokowi dan kedua adalah nama Sandiaga Salahudin Uno itu merupakan ekspresi masyarakat Jabar,” katanya.
“Nah, kalau besok ditanya oleh masyarakat Makassar sebagai Panitia Acara Musra yang akan digelar di Makassar pada tanggal 2 Oktober 2022, siapa nama Capres dan Cawapres RI 2024? Tidak bisa menebak-nebak,” ungkapnya.
Cuma secara karakteristik, sambungnya, nama Capres dan Cawapres RI 2024 berbeda-beda tiap daerah yang diusung oleh masyarakat. “Tiap daerah berbeda-beda usungan nama Capres dan Cawapres RI 2024,” tegasnya.
Sementara, Anggota DPR RI F-PD periode 2019 hingga 2024 Irwan Fecho mengatakan, sekelas Ketua Panitia Acara Musra Panel Barus yang juga relawan Presiden Republik Indonesia (RI) Jokowi tidak tahu apa yang sudah dibangun oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). “Artinya, Ketua Panitia Acara Musra Panel Barus juga sudah mengakui jadi korban opini. Artinya, ada pengkondisian opini. Hal itu juga diperkuat oleh riset 2021 oleh Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial atau LP3ES dan bekerjasama dengan University of Rotterdam, bahwa memang ada serangan buzzer ke Partai Demokrat itu jelas, salah satunya menirukan pemerintahan sebelumnya,” ujar Irwan Fecho kepada wartawan Madina Line.Com ketika ditemui usai acara ini.
Ia menyebutkan, pada zaman pemerintahan Presiden SBY, pembangunan infrastruktur seperti pembuatan jalan di Suramadu, Jawa Timur (Jatim), selesai dibangun. “Pada zaman Presiden SBY, ada program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia atau MP3EI yang disusun ada 6 (enam) koridor ekonomi di seluruh tanah air. Jelas kok tahapannya dan selesai dikerjakan sebelum berakhirnya masa jabatan Presiden SBY,” terangnya.
Kemudian, sambungnya, progres fisiknya sudah mencapai 70% hingga 90% dan beberapa di 2014 baru mulai konstruksinya. “Harapan kita, pada Pemilihan Presiden (Pilpres) RI 2024, Partai Demokrat berada di pemerintahan dan kembali bagian dari menjalankan pemerintahan dan kita ingin pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia siap bersaing di masa yang akan datang dan pembangunan SDM Indonesia menjadi program prioritas utama,” tuturnya.
“Walaupun, tentu beberapa pembangunan infrastruktur akan tetap menjadi prioritas,” terangnya.
Ketika ditanya tanggapannya jikalau ada wacana Presiden RI Jokowi menjadi Cawapres RI 2024 bagi siapa pun Capres RI 2024 terpilih? Ia menjawab silahkan saja. (Murgap)