Chief Marketing Officer MauCash Indra Suryawan saat memberikan paparan pada acara diskusi SMES and Tourism Day dengan mengambil tema “The Role of SMES in Tourism Industry” yang digelar di Sarinah Mall, Lantai 5, Jalan MH Thamrin, Jakpus, Minggu pagi hingga sore hari (11/09/2022). (Foto : Murgap Harahap)
Jakarta, Madina Line.Com – Indonesia Marketing Association Chapter Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta menggelar acara diskusi SMES and Tourism Day dengan mengambil tema “The Role of SMES in Tourism Industry” yang digelar di Sarinah Mall, Lantai 5, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat (Jakpus), Minggu pagi hingga sore hari (11/09/2022).
Tampak hadir dalam acara ini Chief Marketing Officer (CMO) MauCash Indra Suryawan. Ia mengatakan, IMA sangat aktif dalam.pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia.
“Jadi kita melihat dengan MauCash menempel atau kita bisa bekerjasama dalam event ini, maka produk yang kami miliki akan lebih aplikatif segmennya dan tepat di Indonesia,” ujar Indra Suryawan kepada wartawan Madina Line.Com ketika ditemui di sela-sela acara ini.
Dikatakannya, UMKM problem atau masalah utamanya adalah akses kepada permodalan. “Jadi UMKM sangat terbatas untuk mendapatkan yang namanya modal untuk bekerja. Satu lagi, UMKM tidak mempunyai sejarah atau history di bank, maka ketika ingin meminta modal ke bank itu susah atau mungkin dengan berbagai macam syarat-syarat di perbankan itu tidak mudah untuk teman-teman UMKM penuhi,” ungkapnya.
Sedangkan, MauCash, sambungnya, persyaratannya lebih sederhana dan lebih singkat serta lebih tepat. “Mungkin secara pinjamannya tidaklah besar di MauCash. Kita hanya memberikan mulai dari Rp500 ribu hingga Rp2 miliar,” ungkapnya.
“Sebenarnya dengan angka tersebut adalah angka yang sangat tepat untuk segmen penetrasi yang difokuskan kepada UMKM,” katanya.
Dijelaskannya, saat ini modal itu ada di AstraPay dan ada di aplikasi MauCash. “Jadi UMKM tinggal download di playstore MauCash dan mengajukan MauModal, itu pertama. Kedua, UMKM menjadi merchant-nya AstraPay,” ajaknya.
“Nah, otomatis ketika UMKM menjadi merchant-nya AstraPay akan mendapatkan Qris dan Qris itu yang menerbitkan adalah AstraPay, maka ketika UMKM menjadi merchant-nya AstraPay, UMKM berkomitmen dan berkesempatan buat produk MauModal,” terangnya.
Pasalnya, sambungnya. hanya ikut dalam kurun waktu 6 (enam) bulan sebagai merchantnya AstraPay bisa berkesempatan mendapatkan limit atau batasan pinjaman. “Limit itu sendiri yang akan kita kasih kepada pelaku UMKM. Mulai dari Rp500 ribu hingga Rp2 miliar tanpa jaminan,” tegasnya.
Dijelaskannya, bagi UMkM yang ingin menambah uang permodalan untuk usahanya bisa mendownload aplikasi di playstore MauCash lalu tekan MauModal dan ajukan jumlah pinjamannya, itu langkah pertama. “Kedua, UMKM jadi merchantnya AstraPay. Melalui dua langkah itu bisa membuat kita memiliki akses produk dan modal,” bebernya.
Kalau di Financial Technology atau Fintech nama untuk Bank Indonesia (BI) Checking adalah Fintech Data Center (FDC). “Jadi semua orang pengguna Pay to Pay atau P to P itu datanya tersimpan di FDC. Nah balik lagi, orang yang memiliki kapasitas membayar dengan baik dan dapat pinjaman terus bisa membayar dengan waktu yang telah ditentukan, maka akan menjadi target utama kita untuk bisa kita berikan lagi akses permodalannya,” terangnya.
“Karena menurut kita bagi pelaku UMKM yang punya amanah dalam.mendapatkan pinjaman dari MauCash berhak untuk bisnisnya diperbesar lagi. Tapi kita tidak menutup kemungkinan ketika mendapatkan modal.pendanaan itu UMKM terlambat membayar,” pungkasnya.
Menurutnya, kalau terlambat pembayarannya itu masih masuk ke colectibility 1 atau colectibility 2, masih ada kemungkinan untuk dikasih lagi modal untuk UMKM. “Tapi lebih dari itu, kita akan lebih melihat lagi berapa lama terakhir terlambat membayar dan melihat usahanya seperti apa dan prospek bisnisnya seperti apa. Biar kita dapat gambaran apakah akan mengulang lagi tidak bisa membayar ataukah lebih baik untuk waktunya bisa membayar,” tuturnya.
Disebutkannya, tanpa jaminan adalah limit tertinggi MauCash di posisi Rp2 miliar. “Tapi limit atau batasan di awal di dapat yakni modal Rp5 juta hingga Rp10 juta. Seiring dengan tumbuh bisnisnya, kita melihat history transaksinya seperti apa. Lancarkah UMKM membayar uang pinjaman tersebut. Jika lancar, kita akan besarkan roda bisnisnya lagi,” tukasnya.
“Dinaikan lagi permodalannya ke Rp25 juta, Naikan lagi ke Rp50 juta dan terus naikan lagi ke Rp100 juta,” ringkasnya.
Dijelaskannya, ketika roda bisnisnya bisa lebih besar lagi, maka bisa dikasih pinjaman permodalannya hingga mencapai Rp2 miliar. “Setelah itu, mungkin produk kita sudah tidak relevan dan UMKM akan saving (menyimpan) modalnya ke bank. Karena alasan memiliki colateral dan lain sebagainya. Memungkinkankah? Sangat memungkinkan sekali,” ungkapnya.
Maka dari itu, sambungnya, fungsinya MauCash hadir di tengah-tengah masyarakat UMKM. “Maka dengan ada pembatasan pinjaman permodalan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), makanya kita batasi hanya sampai Rp2 miliar,” ulasnya.
Ia mengharapkan teman-teman UMKM di indonesia tolong cek MauModal. “Tolong cek aplikasinya di playstore dan menjadi merchant-nya AstraPay. Karena tumbuh besar dan berkembangnya produk UMKM di Indonesia, selain memiliki produk UMKM yang unggul tapi juga harus memiliki akses permodalan yang kuat,” imbaunya.
“Percuma kita punya produk UMkM unggul tapi akses pendanaannya susah. Pastikan, bahwa MauModal jadi partner tumbuh kembang bisnis dari teman-teman UMKM semua di Indonesia,” tandasnya. (Murgap)