Angga Busra Lesmana
Jakarta, Madina Line.Com – Perkumpulan Pemuda Indonesia (PPI) menyelenggarakan acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) I 2022 dengan mengambil tema “Pencetusan Ide RUU Kreatifitas Kepemudaan” di Ruang Rapat Nusantara V, Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Senayan, Jakarta, Senin pagi (05/09/2022).
Sekretaris Nasional (Seknas) PPI Angga Busra Lesmana mengatakan, PPI menyelenggarakan Rakernas I 2022 pada hari ini dan PPI adalah sebuah organisasi yang mewadahi para penggiat kreatifitas. “Jadi hal yang berbau kreatifitas ada di PPI,” ujar Angga Busra Lesmana kepada wartawan Madina Line.Com ketika ditemui usai acara ini.
Dikatakannya, PPI saat ini sedang mengajukan Rancangan Undang-Undang (RUU) Kreatifitas Kepemudaan. “RUU Kreatifitas Kepemudaan ini, PPI minta supaya Pemerintah Republik Indonesia (RI) bisa ikut andil dalam memberikan edukasi, memberikan peningkatan kreatif dan perhatian kepada para penggiat-penggiat kreatifitas,” terangnya.
Rakernas I PPI 2022 ini dibuka secara resmi oleh Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) RI La Nyala Mattaliti. Dalam pidatonya, Ketua DPD RI La Nyala Mattaliti mendukung sekali adanya RUU Kreatifitas Kepemudaan.
Setelah Rakernas I PPI ini resmi dibuka oleh Ketua DPD RI La Nyala Mattaliti, dilanjutkan dengan diadakannya acara Seminar Nasional PPI 2022. Menjadi narasumber dalam acara Seminar Nasional PPI 2022 ini adalah dari pihak Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) RI bernama Edi.
Kemudian, narasumber lainnya yakni dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI bernama Iman. “Narasumber Kemenpora RI dan Kemenparekraf RI sama-sama mendukung untuk dibuatnya RUU Kreatifitas Kepemudaan ini karena memang di dalam Undang-Undang (UU) Keolahragaan belum didukung secara maksimal yang namanya kreatifitas kepemudaan dan juga Kemenparekraf RI juga belum diadakannya pembinaan secara mendetail untuk para penggiat kreatifitas,” katanya.
“Jadi Kemenparekraf RI, kita minta agar mendukung RUU Kreatifitas Kepemudaan,” terangnya.
Dijelaskannya, PPI menggelar Rakernas I 2022 dan ada beberapa hal yang dihasilkan. “Salah satu hal yang dihasilkan yakni PPI sedang menggodok ada 6 (enam) calon tuan rumah Pekan Pemuda Nasional (PPN) ke-2 (dua) tahun 2023. Jadi tadi itu ada Kalimantan Utara (Kaltara), Papua Barat, Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta, Gorontalo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah (Jateng),” paparnya.
“Jadi di enam daerah ini kita akan coba godok, kira-kira mana daerah yang akan menjadi tuan rumah pelaksanaan PPN kedua di tahun 2023,” jelasnya.
Dikatakannya, PPI sendiri adalah organisasi yang bersinergi dengan Kemenpora RI dan Kemenparekraf RI. “Di dalam RUU Kreatifitas Kepemudaan itu sendiri, PPI akan bersinergi dengan Kemenpora RI. PPI akan meminta dari Kemenpora RI untuk membuatkan RUU-nya,” tukasnya.
Menurutnya, pihak yang bisa mengajukan RUU kalau tidak dari eksekutif atau legislatif. “PPI minta dorongannya dari pihak eksekutif. Dorongannya dari Kemenpora RI akan PPI coba,” katanya.
Perlu diketahui, bahwa di Kemenpora RI sudah ada dua organisasi yakni Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) dan satu lagi yakni Koordinator Olahraga Nasional Indonesia (KORNI). “Tapi untuk kepemudaan, ada Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPi). Nah, KNPI itu sendiri situasinya sekarang ini seperti apa, teman-teman wartawan tahu sendiri kan,” pungkasnya.
“PPI juga menjadi salah satu organisasi yang melakukan pembinaan ke arah penggiat kreatifitas. Jadi tidak bersinggungan dengan Organisasi Kepemudaan dan Politik (OKP) lainnya,” tuturnya.
Ia menerangkan, jenis kreatifitas pemuda yang masuk dalam RUU Kreatifitas Kepemudaan yakni debat dan pidato, nasyid, colour guard, perkusi, disc jockey (dj), mini4wd dan robotik. “Jadi itu lah organisasi kreatifitasnya. Nanti di 2023, akan ada organisasi lain yang akan bergabung,” ungkapnya.
“Keenam organisasi tersebut telah terinput ke PPI. Keenam organisasi tersebut sudah lengkap administrasinya yakni ada badan hukumnya, Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Kita juga sedang menunggu organisasi-organisasi lain yang akan bergabung dengan PPI,” terangnya.
Ke depan, sambungnya, akan ada organisasi balet, motion picture, seni, budaya dan Informasi Teknologi (IT). “Jadi semuanya tidak ada olahraganya. Seperti colour guard, dan debat dan pidato juga tidak ada olahraganya,” paparnya.
“Ada 4 (empat) organisasi lagi yang akan berhimpun ke PPI ke depannya. Jadi PPI tidak mau terlalu banyak organisasi yang ikut karena organisasi yang ada saat ini juga sudah ada tataran di bawahnya, dan di daerah-daerah juga ada,” ulasnya.
Dijelaskannya, PPI akan membuat RUU Kreatifitas Kepemudaan ini sebagai payung hukum agar PPI bisa bergerak dan bisa mendapatkan perhatian dari Pemerintah RI dan dari legislatif. “Karena dengan adanya payung hukum itu, PPI bisa bergerak dengan dasar hukum yang jelas. Kalau misalnya, di olahraga ada UU Olahraga dan itu ada di KONI. PPI juga ingin seperti itu dan bisa mengembangkan kreatifitas pemuda,” ujarnya.
Ia mengatakan, banyak prestasi-prestasi yang dilakukan oleh para penggiat kreatifitas. “Ada yang sudah sampai menjadi juara ke luar negeri dan ada yang sudah juara nasional tapi masih belum maksimal perhatian dari pemerintah RI. Hanya bertumpu ke bidang olahraga saja,” urainya.
“Nah, PPI ingin ada satu bidang lain yang bisa ditumbuhkan dan bisa diberikan apresiasi oleh pemerintah RI yaitu salah satunya kreatifitas. Termasuk baca puisi juga,” ungkapnya.
Waktu PPN 2020, sambungnya, PPI sudah mengobrol dengan pihak Kemenpora RI dan Kemenpora RI juga sudah ada sambutannya ke PPI. “Tinggal PPI ingin beraudiensi dengan Presiden RI Ir H Joko Widodo (Jokowi). Tapi kemungkinan masih tahun depan. Karena PPI akan memfixkan (menyelesaikan) dulu untuk PPN agar bisa didukung oleh Presiden Jokowi,” tandasnya. (Murgap)