Kepala BBPLK Serang Fauziah (pertama dari kiri berdiri) didampingi Karo Humas Kemenaker Sahat Sinurat yang menjadi moderator acara diskusi Press Tour Kemenaker 2017 yang mengambil tema “Pembangunan Ketenagakerjaan untuk Mendorong Pertumbuhan Dunia Usaha dan Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat” (pertama dari kanan duduk) memberikan paparan kepada wartawan di Kantor BBPLK Serang, Banten, Jum’at siang (21/07/2017). (Foto : Murgap Harahap)
Serang, Madina Line.Com – Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) terus berupaya memaksimalkan peran Balai Latihan Kerja(BLK). BLK dengan konsep Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) diyakini mampu menjawab kebutuhan tenaga kerja terampil di Indonesia yang sesuai dengan kebutuhan industri.
“Lulusan BLK akan menjadi tenaga kerja yang tidak hanya kompeten dan berdaya saing tinggi tapi juga tersertifikasi, sehingga cepat diserap industri,” kata Kepala Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja (BBPLK) Serang Fauziah dalam acara Press Tour Kemenaker 2017 yang mengambil tema “Pembangunan Ketenagakerjaan untuk Mendorong Pertumbuhan Dunia Usaha dan Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat” di Kota Serang, Banten, Jum’at siang (21/07/2017).
Dikatakannya, pelatihan berbasis kompetensi ditopang oleh 3 (tiga) pilar utama, yakni pertama, untuk membangun Sumber Daya Manusia (SDM) unggul berbasis kompetensi diperlukan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI); Kedua, PBK yang menitikberatkan pada penguasaan kemampuan kerja yang mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikap sesuai dengan standar yang ditetapkan di tempat kerja dan pilar ketiga, Sertifikasi kompetensi yang dilakukan secara sistematis dan obyektif melalui uji kompetensi sesuai standar kompetensi dan dilaksanakan oleh lembaga yang memiliki otoritas. “Pembekalan keterampilan melalui PBK yang diaplikasikan oleh balai-balai pelatihan kerja menjadi alternatif dalam menjawab tantangan ketenagakerjaan global yang semakin ketat. Terlebih, saat ini jumlah angkatan kerja di Indonesia masih didominasi oleh lulusan pendidikan Sekolah Dasar (SD)/Sekolah Menengah Pertama (SMP) ke bawah,” paparnya.
Badan Pusat Statistik (BPS) pada Februari 2017 mencatat jumlah angkatan kerja nasional sebanyak 131,55 juta orang masih didominasi oleh individu-individu berlatar belakang pendidikan rendah. Rinciannya, yaitu lulus pendidikan dasar (SD) sebesar 54,44%, lulusan sekolah menengah (SMP/Sekolah Menengah Atas atau SMA) sebesar 28,13%, tamatan sekolah tinggi atau universitas sebesar 12,26%, dan angkatan kerja yang tidak mengenyam bangku pendidikan formal sebesar 3,17%.
Di sisi lain, kebutuhan akan tenaga kerja terampil semakin bertambah besar. Berdasarkan daya yang diolah dari BPS, Indonesia berpotensi menjadi ekonomi ke-7 (tujuh) terbesar di dunia pada tahun 2030, dengan syarat memiliki 113 (seratus tiga belas) juta tenaga kerja terampil. Sedangkan saat ini, Indonesia baru mengantongi 57 (lima puluh tujuh) juta orang tenaga kerja terampil.
“Artinya, Indonesia membutuhkan supply (penyaluran) tenaga kerja terampil sebanyak 3,7 juta pertahunnya. Kita terus melakukan percepatan penyediaan tenaga kerja terampil dengan melibatkan dunia industri, asosiasi pengusaha dan serikat pekerja/serikat buruh (SP/SB),” kata Fauziah.
Jumlah BLK saat ini, 301 (tiga ratus satu) yang tersebar di seluruh Indonesia. Sebanyak 17 (tujuh belas) BLK merupakan BLK Unit Pelaksana Teknis Pemerintah (UPTP) atau milik pemerintah pusat, sedangkan sisanya, BLK Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) milik pemerintah daerah provinsi (Pemdaprov) dan kabupaten/kota.
3R BLK Penuhi Kebutuhan Tenaga Kerja Terampil
Untuk memaksimalkan peran BLK dalam mencetak tenaga kerja terampil, Kemenaker membuat terobosan melalui program Revitalisasi, Rebranding, dan Orientasi BLK atau yang lebih dikenal dengan sebutan 3R BLK. Intinya, program ini akan menjadikan BLK yang berada di bawah Kemenaker maupun di daerah untuk menciptakan tenaga kerja secara masif dan fokus sesuai dengan kebutuhan industri.
Awal tahun ini, Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Muhammad Hanif Dhakiri telah menunjuk 3 (tiga) BBPLK dalam program 3R tahap pertama, yaitu BBPLK Bekasi, BBPLK Serang, dan BBPLK Bandung. “Kebutuhan kita untuk tenaga kerja skill (ahli) itu jutaan bukan ribuan. Oleh sebab itu, saya mengarahkan agar BLK harus fokus jurusannya dan masif memroduksi tenaga kerja melalui program 3R BLK,” ujar Menaker M Hanif Dhakiri kepada wartawan Madina Line.Com ketika ditemui beberapa waktu lalu di Jakarta.
Kepala BBPLK Serang Fauziah mengatakan, pihaknya mendukung upaya yang dilakukan pemerintah pusat dalam menciptakan tenaga kerja terampil di BLK. BBPLK Serang memiliki visi menjadi pusat pelatihan tenaga kerja profesional dan berkualitas sesuai dengan kebutuhan industri.
BBPLK Serang memunyai 2 (dua) program pelatihan kerja berdasarkan PBK yang sesuai dengan program 3R BLK, yaitu teknik las dan teknik listrik. “Peserta pelatihan kemudian akan diuji kompetensi sebagai bentuk pengesahan atas kompetensi yang ditempuh selama pelatihan yang diterbitkan oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) melalui Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP),” ujarnya.
Sejak tahun 2001 sampai dengan sekarang, BBPLK Serang memiliki keunikan atau ciri khas tersendiri dibandingkan dengan BLK UPTP lainnya, yaitu program pelatihan Teknisi Ahli yang diadopsi secara utuh dari program pelatihan dari Negara-negara maju seperti Austria. Program ini merupakan program unggulan dari BBPLK Serang karena mendapat tanggapan yang sangat positif dari dunia industri yang memberdayakan lulusan program ini, utamanya industri yang membutuhkan tenaga kerja multiguna.
Program yang berdurasi 2 tahun ini, meliputi in house training dan on the job training untuk kejuruan Las Industri, Mesin Industri, Elektronika Industri dan Mekatronika. Peserta akan dibekali pelatihan dengan kompetensi yang mengantisipasi perubahan teknologi dan kualifikasi pekerjaan yang berubah cepat serta pengetahuan manajemen pemasaran, perilaku organisasi dan hubungan industrial.
Tiap tahunnya, rata-rata BBPLK Serang mencetak tenaga kerja terampil dari jurusan teknik las, teknik listrik, dan lainnya. Sedangkan penempatan rata-rata lebih dari setengah lulusan segera terserap industri.
“Sesuai arahan Menaker M Hanif Dhakiri di program 3R BLK agar masif dan fokus, maka untuk tahun ini, jumlah peserta pelatihan di BBPLK Serang pada tahun 2017 meningkat 6 (enam) kali lipat dari jumlah tahun-tahun sebelumnya. Khususnya pada kejuruan las dan listrik,” papar Fauziah. (Murgap)