Sam Aliano
Jakarta, Madina Line.Com – Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Ketum Hipmi) Sam Aliano mengatakan, acara Kongres Ekonomi Umat 2017 yang mengambil tema Arus Baru Ekonomi Indonesia yang digelar oleh Komisi Pemberdayaan Ekonomi Umat Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Hotel Grand Sahid, Jakarta, sejak Sabtu pagi (22/04/2017) hingga Senin siang (24/04/2017) sangat positif sekali digelar acara ini karena untuk kemaslahatan ekonomi rakyat Indonesia.
“Acara ini bermanfaat untuk rakyat menengah ke bawah. Jadi acara ini baik sekali dan sangat bermanfaat bagi umat, seperti kita bilang umat pribumi dalam hal ini. Jadi bagus untuk meng-share (membagi) ilmu ekonomi antara umat bagaimana, untuk koperasi seperti apa, dan bagaimana umat harus memunyai modal. Modal dari pondok pesantren (pontren), dan pontren ini jangan hanya untuk beragama Islam saja, hanya untuk shalat saja, tapi juga pontren ini memiliki program kerja untuk perjuangan berbisnis, berdagang dan membuat sebuah produk halal dan membuat sesuatu dan menjadikan pontren ini memunyai sikap bisnis yang lebih baik lagi dan bisa bersaing dengan mahasiswa yang belajar dari luar kota maupun di luar negeri,” ujar Sam Aliano kepada wartawan Madina Line.Com ketika ditemui di sela-sela acara Kongres Ekonomi Umat 2017 ini di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Minggu malam (23/04/2017).
Dikatakannya, agar ekonomi syariah dicintai di negeri ini tergantung kepada rakyatnya sendiri bagaimana harus memilih menabung di bank syariah sendiri karena bank syariah itu telah berhasil membantu rakyatnya. “Membangun ekonomi syariah itu harus dari dasar karena kekuatan ekonomi itu dari dasar rakyatnya dan dari bawah. Jangan hanya melihat ada bank asing atau membela kepentingan warga negara asing (WNA) dari luar negeri, dan rakyat Indonesia malah menabung uangnya ke bank di luar negeri dan kalau ingin ekonomi syariah dicintai oleh rakyatnya harus dari kesadaran rakyatnya dulu yang mencintai ekonomi syariah dan menyejahterakan rakyatnya dari level rakyat kecil dan menengah,” katanya.
“Jadi tidak hanya melihat ekonomi masyarakat atas tapi harus dimulai dari ekonomi masyarakat di level bawah. Keberadaan bank syariah itu sangat positif dan itu merakyat 100%,” ungkapnya.
Ia memroyeksikan awal bangkitnya ekonomi syariah dimulai sejak diadakannya acara Kongres Ekonomi Umat 2017 ini. “Jadi acara ini akan digelar tahunan. Itu satu-satunya sama kita bilang semacam Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia yang bekerja untuk umat. Jadi acara ini perkembangannya saya melihat ada di tahun yang tidak lama karena ini semua semangatnya umat dan datang dari luar kota bahkan ada yang datang ke acara ini dengan membatalkan acaranya di luar negeri karena acara ini digelar untuk kemaslahatan ekonomi umat,” jelasnya.
“Harapan saya untuk Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo atau Jokowi dan Gubernur Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta periode 2017 hingga 2022 terpilih, utamakan kebangkitan ekonomi rakyat bawah karena kepuasan di negara manapun tolok ukurnya adalah kesejahteraan orang syariah yang kita bilang syariah itu kecil, soalnya mayoritas masyarakat Indonesia yang miskin itu mayoritas yang berekonomi lemah. Rakyat Indonesia yang jumlahnya 270 juta orang, mayoritas itu orang miskin dan itu adalah orang-orang kecil. Oleh karena itu, saya mengharapkan untuk memerhatikan nasib orang kecil untuk membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Negara Indonesia tidak bisa berdiri dengan baik kalau masyarakatnya tidak maju. Kalau masyarakatnya ekonominya maju, otomatis Negara Indonesia akan menjadi kuat, hebat dan dipandang oleh negara luar. Kekuatan ekonomi suatu bangsa menjadi nomor satu,” terangnya.
Dikatakannya, kenapa kekuatan ekonomi menjadi tolok ukur pertama? Ia menjawab karena kekuatan ekonomi suatu bangsa yang bisa menjadi pesaing dengan negara luar manapun.
“Kekuatan sebuah negara manapun juga diukur dari ekonominya bukan dari politiknya. Sekarang ini kita bilang trend barunya itu dari ekonominya dulu. Jangan pikir politiknya. Politik tidak ada kekuatannya. Jadi ekonominya dulu yang maju baru politiknya,” terangnya.
Sam Aliano mengakui Hipmi sangat bangga dengan digelarnya acara ini dan acara ini sangat bagus untuk mengembangkan bersama pengusaha serta umat Islam untuk berbagi ilmu di mana saja bisa bertemu dan saling membantu serta Hipmi turut mengambil peran di sini dan sudah banyak bertemu dengan para umat Islam dan pengusaha juga dan saling tukar info serta bertukar pengalaman berusaha dan akan dikembangkan lagi ekonomi umat. “Hipmi kemarin sudah melakukan kerjasama dengan MUI ketika acara ini dibuka secara resmi oleh Presiden RI Jokowi. Setelah itu, juga hadir Chairul Tanjung, dan Ketua MUI KH Ma’aruf Amin,” katanya.
Dalam kesempatan ini, Sam Aliano menghibahkan uang senilai Rp200 juta untuk membantu pembangunan MUI Tower yang akan ia transfer pada Selasa (25/04/2017) ke Anjungan Tunai Mandiri (ATM) MUI. “Lahannya sudah ada di daerah Jakarta Pusat (Jakpus) dan tidak jauh dari daerah Jalan Pramuka. Lahannya luas sekali ada 2 (dua) Hektare (Ha). Cukup luas dan sangat bagus dan posisinya strategis di tepi jalan raya dan saya sangat setuju dan saya suka dan akan dibangun setinggi 24 (dua puluh empat) lantai dan bangunan itu sebagian akan dijadikan sebagai tempat berkegiatan MUI dan akan disewakan untuk mendapatkan keadilan bagi MUI sendiri. MUI juga memiliki peran untuk membiayai dirinya sendiri menjadi kekuatan ekonomi syariah,” katanya.
“Saya mengharapkan MUI kinerjanya ke depan semakin bagus dan semakin bisa bersaing dengan modal-modal yang dipegang oleh orang asing. Kita ingin MUI membawa umatnya sendiri dan memiliki peran sendiri untuk bisa menjadi kekuatan besar di negara ini dan bisa bersaing dengan kekuatan asing yang datangnya dari luar negeri yang bisa membahayakan negara ini dan masyarakatnya serta ekonominya yang dampaknya bisa menyusahkan ekonomi masyarakatnya. Kita ingin MUI bisa membawa ekonomi rakyat Indonesia menjadi tangguh,” tandasnya. (Murgap)