Suasana konferensi pers Malam Apresiasi Lomba Kreasi Audiovisual Sejarah 2016, tampak tengah Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid, di Jakarta, baru-baru ini. (Foto : Barto Silitonga)
Jakarta, Madina Line.Com – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengadakan Lomba Kreasi Audiovisual Sejarah 2016 bagi pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah A;iyah (MA) sederajat. Adapun program yang digelar Direktorat Jenderal (Ditjen) Kebudayaan Kemendikbud itu merupakan kegiatan dalam rangka menjaga dan mengembangkan kekayaan nilai sejarah serta budaya bangsa.
Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Dr Hilmar Farid mengatakan, program yang bersifat kompetitif dan edukatif itu diharapkan bisa menjadi wadah bagi generasi muda untuk berekspresi dan berkreasi. “Saya sampaikan selamat dan terima kasih kepada para peserta yang telah berpartisipasi dalam program kreasi audiovisual,” ujarnya, ketika ditemui di acara Malam Apresiasi Lomba Kreasi Audiovisual Sejarah 2016 bertajuk “Sejarah Merajut Kebhinekaan” di Gedung Pusat Perfilman H Usmar Ismail, Jakarta, Rabu (23/11/2016).
Hilmar menjelaskan, lomba Kreasi Audiovisual Sejarah itu digelar pertama kali pada 2012 sebagai upaya untuk menanamkan karakter melalui pendidikan sejarah. Lomba kreasi audiovisual sejarah adalah lomba di bidang audiovisual yang mengangkat sejarah maupun budaya masyarakat lokal di daerah-daerah.
“Sumber sejarah yang telah mereka dapatkan kemudian dikemas dalam bentuk audiovisual, sehingga menjadi relevan bagi kehidupan,” ujarnya.
Menurutnya, selama ini sejarah terkesan kaku karena hanya berfokus pada hafalan nama, tempat dan waktu. Tetapi melalui audiovisual itu, katanya, sejarah diharapkan memberi pelajaran yang perlu dipetik dari kehidupan di masa lalu.
“Masyarakat Indonesia harus mengetahui kreatifitas anak bangsa ini. Mari kita kenalkan sejarah kepada generasi muda dan anak-anak Indonesia. Teruslah berkarya untuk kemajuan bangsa kita,” ucap Hilmar.
Dia menambahkan, generasi muda sebagai bagian dari bangsa perlu mengetahui sejarah bangsa dan daerahnya. “Pasalnya, dengan merekam dan membuat karya sendiri, generasi muda diharapkan akan lebih mengenal sejarah dan budaya bangsa sendiri, sehingga muncul rasa cinta dan bangga terhadap kebhinekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),” ungkapnya. (Barto)