Owner Maharani Jaya Furniture Sundari pamerkan produk kursi panjang terbuat dari kayu jati dan kursi pendek terbuat dari rotan dikombinasi dengan bahan sintetis serta meja terbuat dari rotan dikombinasi dengan bahan sintetis pada acara Indonesia Maju Expo dan Forum 2024 di Assembly Hall Balai Sidang JCC, Kamis (04/07/2024). (Foto : Murgap Harahap)
Jakarta, Madina Line.Com – Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia (Kemendagri RI) melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Politik dan Pemerintahan Umum (Polpum) menggelar acara Indonesia Maju Expo dan Forum 2024 untuk mendukung produk lokal serta Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) selama 4 (empat) hari, dimulai sejak Kamis hingga Minggu (04/07/2024-07/07/2024) di Assembly Hall Balai Sidang Jakarta Convention Center (JCC).
Pelaksana Harian (Plh) Direktur Jenderal (Dirjen) Polpum Kemendagri RI Togap Simangunsong mengatakan, Indonesia Maju Expo dan Forum 2024 digelar untuk mendukung secara strategis pemulihan ekonomi dan mendorong iklim perekonomian ekspor. Tampak hadir dalam acara ini Sundari selaku Owner (Pemilik) Maharani Jaya Furniture yang beralamat di Jalan Raya Pondok Gede Dirgantara II Halim Perdanakusumah, Jakarta Timur (Jaktim) yang ikut ambil bagian dan memamerkan produk furniture unggulannya berbahan baku rotan, kayu jati dan sintetis.
Ia mengatakan, Maharani Jaya Furniture ada produk terbuat dari kayu jati, rotan juga dan ada sintetis. “Zaman sekarang itu kan orang pada kreatif. Jadi dikombinasikan dengan bahan sintetis. Terus kayu jati dikombinasikan dengan rotan, jadi ada 3 variasi bahan baku yakni jati, rotan dan sintetis,” ujar Sundari kepada wartawan Madina Line.Com ketika ditemui di sela-sela acara ini.
Owner Maharani Jaya Furniture Sundari pamerkan produk kursi rotan pada acara Indonesia Maju Expo dan Forum 2024 di Assembly Hall Balai Sidang JCC, Kamis (04/07/2024). (Foto : Murgap Harahap)
Dijelaskannya, bahan baku rotan saat ini lagi langka didapat dan harganya mahal. “Kadang hampir mirip dengan.kayu jati harganya. Mungkin agak langka bahan baku rotan ini. Jadi kalau jenis mano itu sekelas kayu jati, itu yang nomor satu. Jadi kadang agak sulit didapat. Kalau dulu pasokan bahan baku rotan banyak tersedia di hutan-hutan,” ungkapnya.
“Sekarang rotan agak sulit didapat dan itu menjadi kendala buat kita. Makanya juga dikombinasikan dengan jati. Malah sekarang lebih enak jati, beda sedikit saja harga rotan dengan jati. Bahkan harga rotan dan jati hampir sama,” katanya.
Menurutnya, harga mahal rotan itu juga jadi kendala buat pedagang furniture. “Kadang-kadang orang awam ini dia merasa kayu jati itu lebih mahal. Padahal, saat ini rotan itu mahal. Rotan kelas mano,” terangnya.
Dikatakannya, mahalnya harga rotan terpengaruh dari kurs dollar juga, itu pasti. “Kelangkaan bahan baku rotan juga dikarenakan hutan adanya pembalakan liar. Itu berpengaruh juga untuk rotan. Makanya, harga rotan cenderung mahal tidak seperti dulu. Dulu waktu rotan masih banyak tersedia di mana-mana masih bagus dan sekarang rotan pasokannya tinggal sedikit,” akunya.
“Jadi pertumbuhan rotan yang langka, saya kecewa dengan adanya kelangkaan rotan dan pembalakan liar, pohon rotan di hutan dan merugikan juga untuk Indonesia,” tegasnya.
Maharani Jaya Furniture awal dirintis menjual produk furniture berbahan baku jenis rotan pada tahun 1980-an. “Pada tahun 1980-an rotan itu masih banyak dan murah harganya dan untuk jual beli rotan masih murah dan kayu jati yang paling mahal. Tapi untuk saat ini, rotan sulit didapat,” katanya.
“Untuk furniture jati yang ukurannya 2 dudukan dan nanti ada satu dudukan yang panjang, kalau yang kecilnya ada dua, meja satu dan kaca ketebalan 1 Centimeter (Cm) harganya sekitar Rp20 juta. Kayunya itu kayu jati super tipe TPK. Jadi ada yang modelnya sama. Ada great B harganya lebih murah. Bisa mungkin harganya ada Rp12,5 juta dan Rp15 juta. Ini karena kayunya great A harganya Rp20 juta,” paparnya.
Pada pameran ini ada kursi parabola ikut dipamerkan juga. “Sebenarnya, tidak semua produk ini buatan Maharani Jaya Furniture tapi ada sebagian yang kita desain. Nanti pengrajin yang buat,” jelasnya.
“Untuk pengrajin langsung kita ambil dari Cirebon, Jawa Barat (Jabar). Karena saya asli orang Cirebon dan punya tempat usaha di sana. Jadi di sana juga banyak tempat home industry (industri rumahan) dan kita membantu pengrajin-pengrajin di sana yang punya ekonomi ke bawah. Kita pesan ke mereka apa yang mereka bisa buat. Ada pengrajin meubel rotan dari Cirebon dan ada juga barang-barang kecil seperti vas bunga. Jadi di situ kita bisa membantu seperti daerah di Cirebon itu daerah khusus pengrajin kecil untuk pot bunga dan kursi kecil. Kita bantu juga pengrajin tersebut,” terangnya.
Untuk saat ini, sambungnya, untuk mendapatkan bahan baku rotan agak langka. “Kalau bahan baku jati cukup di Indonesia,” ucapnya.
“Di hari pertama expo ini digelar, pengunjung banyak yang hanya melihat-lihat saja dulu. Apalagi, sekarang perekonomian lagi sulit. Pengunjung banyak yang mencari harga di bawah. Makanya, kita adakan diskon 20% hingga 30%. Terus mereka (pengunjung) bilang menunggu saat acara penutupan saja diskonnya semakin besar. Biasanya Big Sale di hari terakhir pameran seperti itu karena sudah menjadi tradisi,” tuturnya.
Ia mengharapkan pengrajin kecil harus diperhatikan oleh Pemerintah RI untuk dikembangkan. “Karena mereka itu sebenarnya punya karya seni yang tinggi. Mereka bisa buat hasil karya itu dari barang yang besar hingga paling kecil pun bisa dibuat. Cuma kadang di daerah ini kurang terkontrol juga karena memang tidak punya modal. Jadi harapan saya, Pemerintah RI langsung meninjau ke lokasi ke daerah-daerah yang banyak pengrajinnya seperti Cirebon perlu diperhatikan. Masuk ke daerah-daerah yang mereka punya potensi besar untuk mereka bisa maju. Karena tidak adanya modal, pengrajin tidak bisa berkarya,” ujarnya.
Ia mengakui menjalankan bisnis furniture ini modal sendiri. “Karena memang awalnya sudah punya modal sendiri. Dulu saya pengusaha kecil seperti para pengrajin. Saya pernah juga pinjam uang untuk modal usaha ke bank selama setahun terus sampai sekarang Alhamdulillah saya tidak punya hutang di bank dan bisa bantu orang untuk berusaha,” tandasnya. (Murgap)