Wiyono Adi
Jakarta, Madina Line.Com – Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) menggelar acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Tahun 2024 di Hotel Pullman Podomoro City, Jakarta Barat (Jakbar), Rabu (03/07/2024).
Tampak hadir dalam acara ini Ketua KONI Kalimantan Utara (Kaltara) Wiyono Adi. Ia mengatakan, terkait penyelenggaraan Rakernas KONI 2024, produk outputnya yang diharapkan adalah sebagai sebuah evaluasi dan penatalaksanaan penyusunan program kerja beberapa tahun ke depan.
“Tapi konteksnya ini lebih kita melihat pada penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI 2024. Karena penyelengaraan PON XXI 2024 ini kan sebuah kegiatan yang sudah beda dari tahun-tahun sebelumnya yang dilaksanakan di 2 (dua) tempat yakni Aceh-Sumatera Utara (Sumut). Kemudian, perlu penatalaksanaan organisasi yang begitu sempurna. Katakanlah kita yang terbaik, sehingga penyelenggaraan itu lebih baik,” ujar Wiyono Adi kepada wartawan Madina Line.Com ketika ditemui usai acara ini.
Ia mengharapkan implementasi dari keputusan-keputusan Rakernas KONI 2024 itu yang perlu secara konsisten dan komitmen harus dilakukan. “Baik itu regulasi yang diputuskan di Komisi A maupun di Komisi B. Karena salah satu kegiatan di sini kan penerimaan anggota baru dan sebagainya. Kita tahu, bahwa perkembangan olahraga saat ini kan sangat luar biasa. Tapi dalam aspek yang lain juga berdampak kepada resiko,” terangnya.
“Apa resiko? Pada daerah-daerah tertentu yang lain punya kemampuan yang sangat terbatas, itu kan sulit untuk mengembangkannya, sehingga kita perlu selektif di dalam sebuah keputusan untuk penetapan sebuah cabang olahraga (cabor) yang ada di daerah,” katanya.
Dijelaskannya, karena di setiap daerah mempunyai banyak karakteristik dan kemampuan yang berbeda. “Untuk Kaltara memiliki 29 cabor. Kita baru yang ketiga kali mengikuti event PON sejak tahun 2016 dan provinsi yang ke-34 tapi kita mempunyai potensi atlet,” paparnya.
“Karena potensi atlet kita dulu juga ada di Kalimantan Timur (Kaltim), pecahan dari Kaltim. Dengan demikian, kita sudah mempunyai sebuah mapping (peta) tentang cabor-cabor yang bisa berhasil,” terangnya.
Untuk cabor sepakbola, imbuhnya, sementara ini belum bisa berkembang yang masuk di Kaltim. “Tapi kita punya cabor andalan yakni cabor menembak, barongsai yang baru pertama kali dan barongsai itu kelas dunia. Kemudian, ada cabor lain. Tapi ekspektasi kita di olahraga, kita punya cabor beladiri seperti taekwondo. Tapi sekali lagi kita harus menyadari, bahwa olahraga ini kan sifatnya kondisional. Secara teknis mungkin bagus tapi pada saat pertandingan ada non teknis yang sering terjadi. Medannya saya rasa sama, baik di Aceh dan Sumut. Berbeda itu hanya cost (biaya) yang dikeluarkan,” paparnya.
Ia menargetkan pada PON XXI 2024, Kaltara bisa lebih baik dibandingkan tahun 2016. “Tahun 2016 digelar di Bandung, Jawa Barat (Jabar) dan tahun 2021 di Papua. Kita harapkan Kaltara bisa meraih 6 medali emas pada PON XXI 2024. Tahun 2021, Kaltara baru meraih 2 medali emas dan tahun 2016, Kaltara baru meraih 3 medali emas,” urainya.
“Tapi harus disadari ya Kaltara ini kan provinsi baru. Karena setelah kita evaluasi, justru provinsi yang sudah lama di bawah kita jauh. Tahun 2016, ketika di Jabar, Kaltara di peringkat 27. Artinya, masih ada 7 provinsi di bawah Kaltara,” ucapnya.
Dikatakannya, untuk Sumber Daya Manusia (SDM), atlet Kaltara sudah bagus. “Tinggal bagaimana memenej dalam arti luas. Kan ini perlu sinergitas antara pemerintah sebagai political will (kebijakan politik) dan daerah sebagai operasional teknis. PON XXI 2024 tinggal 60 hari ke depan dan atlet-atlet kita saat ini lebih banyak magang di luar. Sekarang ini kita masuk pada Tesis Centralisasi (TC) sudah, karena ini sudah masuk ke siklus yang ketiga dari program P3, maka atlet harus sudah centralisasi untuk menuju PON XXI 2024 pada Agustus 2024,” tuturnya.
“Kita bisa mengevaluasi kalau atlet ada di luar bisa berkompetisi dan lain sebagainya. Karena kalau hanya di dalam kan tidak mungkin. Jadi di mana tempat tanding dan di mana basis-basis cabor itu yang kita kembangkan dan itu konsep yang kita lakukan sejak tahun 2016,” jelasnya.
Diharapkannya produk output dari hasil Rakernas KONI 2024 ini adalah implementasi secara konsisten dengan komitmen. “Itu paling penting. Kalau kita sudah bicara tentang konsisten, kemudian kita punya komitmen, maka itu adalah sebagian dari yang namanya integritas. Kalau kita punya integritas, maka apapun yang kita hadapi akan pasti pure (murni) lakukan, itu yang pertama. Kedua, PON XXI 2024 mendatang, kita harapkan bisa berlangsung dengan baik. Lebih dari itu, seperti yang diutarakan oleh Ketua Umum (Ketum) KONI, kita bisa menghasilkan atlet-atlet level dunia,” katanya.
“Untuk menuju Olimpiade, kita mau tak mau menuju kepada D Bond pimpinan 68 itu kan ada 13 cabor ditambah 3 tambahan dan 2 olahraga masyarakat, itu kan ada 18 cabor. Dari 13 cabor itu Kaltara ada di situ. Ada pembinaan di cabor yang masuk di Bond. Di Olimpiade, Kaltara menargetkan peringkat 5 pada tahun 2045. Saat Indonesia masuk ke era Indonesia Emas, Kaltara menargetkan meraih peringkat 5 dunia,” harapnya.
Di Kaltara, sambungnya, cabor yang dikembangkan skala prioritas perorangan dan regu kecil. “Tim tapi kecil yang atletnya berjumlah 4 hingga 6 orang atlet seperti cabor bola volley, bola basket, bulutangkis dan tenis. Cabor sepak takraw itu masuk ke regu kecil. Tapi dia tidak bisa pecah. Kalau kita bicara bulutangkis dan tenis, satu orang atlet bisa dua hingga tiga kali main. Beregu bisa, tunggal bisa dan mix (campuran) atau ganda pun bisa. Itu yang kami fokuskan sekarang. Jadi kita tidak perlu memikirkan cabor yang besar tapi cabor yang kecil tapi punya potensi untuk dikembangkan,” tegasnya.
“Sudah semua tim regu kecil cabor kita siapkan menuju PON XXI 2024 karena sekarang sudah masuk kepada siklus ketiga (TC),” tandasnya. (Murgap)