Ketua DPW SNNU Sulsel, Agil (pertama dari kiri) foto bersama pengurus DPW SNNU Sulsel, di Hotel Bidakara, Jakarta, Jum’at malam (02/09/2022). (Foto : Murgap Harahap)
Jakarta, Madina Line.Com – Serikat Nelayan Nahdlatul Ulama (SNNU) menggelar acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) 2022 di Hotel Bidakara, Jakarta, selama 2 (dua) hari sejak Jum’at siang hingga Sabtu sore (02/09/2022-03/09/2022).
Wakil Presiden Republik Indonesia (Wapres RI) KH Ma’ruf Amin membuka secara resmi acara ini secara virtual. Rakernas SNNU 2022 yang dihadiri oleh seluruh pengurus di Indonesia ini, juga dihadiri oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) RI Sandiaga Salahudin Uno untuk memberikan paparan terkait peluang kerjasama antara Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI dan SNNU.
Pada kesempatan ini, ditandatangani Nota Kesepakatan Bersama atau Memorandum of Understanding (MoU) antara Aruna dan SNNU terkait kerjasama di bidang kelautan dan perikanan. Selain itu, juga dilaunching (diluncurkan) Badan Usaha Milik Nelayan (BUMN).
Tampak hadir dalam acara Rakernas SNNU 2022 ini adalah Ketua Dewan Pengurus Wilayah (DPW) SNNU Sulawesi Selatan (Sulsel), Agil. Ia mengatakan, dengan adanya Rakernas SNNU 2022 dan ditandatanganinya MoU antara Aruna dan SNNU, ada program-program yang bisa menyejahterakan kehidupan para nelayan di Sulsel.
“Dengan adanya BUMN ini, jadi sebenarnya sesuai arahan dari Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (Ketum DPP) SNNU, bahwa bagaimana sistem perekonomian nelayan itu khusus di bidang korporasi atau perusahaan nelayan busa terwujud,” ujar Agil kepada wartawan Madina Line.Com ketika ditemui usai acara ini.
Dikatakannya, jadi nanti semua alat tangkap nelayan tidak menggunakan alat tangkap perikanan yang tradisional lagi. “Jadi sesuai arahan, semua nelayan ini membuat Perseroan Terbatas (PT) yang memiliki badan hukum,” terangnya.
“Nah jaminan pembiayaannya bisa melalui BUMN ini, nantinya,” katanya.
Ia mengharapkan sudah adanya penandatanganan MoU antara Aruna dan SNNU serta adanya BUMN ini, kesejahteraan nelayan dan penghasilannya bisa meningkat. “Karena pendapatan nelayan selama ini yang luar biasa karena adanya sistem yang kurang tepat di bawahnya, maka terjadi kepincangan ekonomi,” paparnya.
“Dengan adanya tengkulak dan sebagainya, membuat nelayan ekonominya tidak maju,” ungkapnya.
Dijelaskannya, hadirnya BUMN ini, mudah-mudahan bisa mengatasi permasalahan ekonomi nelayan. “Semoga ekonomi nelayan bisa dimenej dari semua masalah yang ada,” tandasnya. (Murgap)