Direktur Pelaksana LSP Diyafa Kencana Indonesia Dian Suhandi (keempat dari kanan) foto bersama di Gren Alia Hotel, Jakpus, Senin siang (27/07/2020). (Foto : Murgap Harahap)
Jakarta, Madina Line.Com -Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Diyafa Kencana Indonesia Bidang Kepemanduan Wisata suksea menyelenggarakan Assesmwnt atau Uji Kompetensi bagi perusahaan travel umrah dan haji kepada anggota Sarikat Penyelenggara Umrah dan Haji Indonesia (Sapuhi) di Hotel Gren Alia, Jakarta Pusat (Jakpus), Senin pagi hingga sore (27/07/2020).
Direktur Pelaksana LSP Diyafa Kenxana Indonesia Dian Suhandi mengatakan, LSP Diyafa Kencana Indonesia sudah terlisensi oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) dan pada hari ini bekerjasama dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Kemenparekraf RI) telah sukses menyelenggarakan Assesment atau Uji Kompetensi dan hari ini adalah hari kedua. “Sebelumnya, pada Minggu (26/07/2020) adalah Uji Kompetensi untuk bidang Meeting Innovation Convention dan Exhibituon (MICE) berjumlah 50 (lima puluh) orang. Alhamdulillah sudah dilaksanakan dengan lancar dan hari ini adalah hari kedua untuk Juli 2020 adalah sesi terakhir sejumlah 50 orang hadir dan alhamdulillah sudah terlaksana dengan baik juga,” ujar Dian Suhandi kepada wartawan Madina Line.Com ketika ditemui di sela-sela acara ini.
Ia menyebutkan, narasumber yang hadir pada pagi hari di acara ini adalah perwakilan dari Kemenparekraf RI, Kepala Seksi (Kasi) Sub Sertifikasi Kompetensi Kemenparekraf RI Alvin. “Alvin pada arahannya mengatakan, bahwa semua Sumber Daya Manusia (SDM) termasuk yang umrah pun itu seluruhnya harus tersertifikasi. Kenapa demikian? Bahkan, hotelnya juga perlu tersertifikasi. Kenapa? Pasalnya, SDM pariwisata kalau hotelnya tidak tersertifikasi, maka hotel itu akan sulit untuk mendapatkan ranking bintang,” terangnya.
Oleh karena itu, sambungnya, perlu kiranya semua tenaga profesional pariwisata untuk mendapatkan sertifikasi profesi. “Masalahnya adalah recognizing atau pengakuan. Selama ini pengakuan hanya ada dari perusahaannya saja. Ketika Pemerintah Indonesia menggulirkan program sertifikasi nasional, sehingga profesional orang-orang Indonesia akan bisa bersaing dengan SDM dari negara luar, sehingga kita siap untuk mengerjakan pekerjaan di wilayah kita sendiri,” paparnya.
“Alhamdulillah, LSP Diyafa Kencana Indonesia sudah selesai dan sukses menjalankan program Kemenparekraf RI dalam mengejawantahkan Undang-Undang (UU) Nomor 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan yang notabene pelaksanaannya adalah Peningkatan SDM Pariwisata. Mau tur domestik, outbond ataupun inbond ataupun untuk wisata ziarah harus tersertifikat, sehingga karena ini adalah skemanya Mutual Recognizion Arrengement (MRA) yang ASEAN punya, sehingga bisa untuk menjadi acuan pembanding bagi negara-negara lain, sehingga diakui,” tegasnya.
Dikatakannya, walaupun penyelengaraannya di Indonesia, bahkan internasional mengakui kompetensi daripada SDM-SDM Indonesia. “Pembinanya Alvin dari Kemenparekraf RI,” ujarnya.
“Narasumber selanjutnya adalah Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (Ketum DPP) Sapuhi H Syam Resfiadi juga hadir. H Syam Resfiadi juga membuka secara resmi acara ini dan menyematkan secara simbolis kepada rekan-rekan asesi yang ikut menjadi peserta dan saya juga menjadi narasumber dan Dewan Pengarah Sapuhi Jasmine juga hadir. Oleh karena itu, ke depan kita masih tersisa 2 (dua) paket lagi,” ungkapnya.
Dijelaskannya, kedua paket itu adalah tour guide (pendamping tur) sebanyak 50 (lima puluh) orang dan kemudian MICE sebanyak 50 orang. “Kedua program tersebut akan dimulai lagi pada Agustus 2020. Dari Kemenparekraf kita masih tersisa dua paket lagi,” urainya.
“Harapannya ke depan untuk Kemenparekraf dapat memberikan sebanyak-banyaknya kuota kepada LSP kami. Dinas Pariwisata juga diharapkan memberikan banyak kuota ke LSP kami. Kita butuh 1000 (seribu) asesi atau kuota,” katanya.
Untuk apa? “Anggota kami dari laporan Ketum DPP Sapuhi H Syam Resfiadi mengatakan, bahwa jumlah anggotanya saja 275 (dua ratus tujuh puluh lima). Jadi kuota dari Kemenparekraf RI belum bisa mengcover (melayani) seluruh anggota Sapuhi. Oleh karena itu, harapan saya punya ekspektasi besar kepada Kemenparekraf RI memberikan tambahan kuota untuk tahun 2021 sebanyak 1000 kuota,” harapnya.
“Kuota 1000 itu untuk di Indonesia. Jadi bukan hanya di Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta saja. Pasalnya, selama ini yang kami lihat hanya di DKI Jakarta saja. Walaupun LSP ini belum genap berusia 1 (satu) tahun berdirinya, namun demikian, kita punya tenaga asesor profesional. Semuanya memiliki latar belakang profesional pariwisata, ada yang dari perhotelan, tour dan travel. Jadi kami benar-benar profesional dan siap menghandle atau menangani manakala Kemenparekraf RI memberikan, misalnya, 1000 kuota atau asesi, maka kami bisa mendistribusikan secara adil kepada semua wilayah di Indonesia,” ungkapnya.
Dijelaskannya, peserta yang ikut Uji Kompetensi pada hari ini, akan mendapat sertifikat lulus Uji Kompetenai dan sertifikat lulus Uji Kompetensi akan keluar setelah pihak penyelenggara melakukan Rapat Pleno. “Setelah Assesment atau Uji Kompetensi ini selesai, maka dalam kurun waktu 3 (tiga) hari, maka akan dilakukan Rapat Pleno oleh LSP Diyafa Kencana Indonesia dan hasilnya merupakan berita acara dan akan disampaikan ke BNSP dan akan dikeluarkan sertifikat. Selambat-lambatnya dalam kurun waktu 1 (satu) bulan sertifukat sudah terbit dan kita harapkan lebih awal sudah bisa terbit,” tegasnya.
“Semoga pada Agustus 2020, sertifikat lulus Uji Kompetenai sudah keluar dan kita sampaikan kepada pemegang sertifikat bahwa sertifikat ini alat sebagai pembanding atau satu bentuk penilaian bagj para pemberi kerja atau employers untuk menerima orang-orang yang telah tersertifikasi,” katanya.
Sertifikat lulus Uji Kompetensi yang nanti diserahkan kepada peserta Uji Kompetensi sudah memiliki ISO 12740. “Harapan saya jangan kendor tetap semangat wahai SDM pariwisata Indonesia. Walaupun dalam suasana pandemi Covid-19, insan pariwisata Indonesia harus tetap semangat,” ajaknya.
“Kita tatap masa depan dengan cerah karena mudah-mudahan zona hijau segera terbuka. Insya Allah pariwisata Indonesia terbuka lagi dan kita tetap semangat pariwisata dalam negeri maupun luar negeri, sehingga outbond dan inbond akan tetap hidup kembali dan bisa menyejahterakan bagi mereka para tour guide ini,” imbaunya.
Selama menggelar Uji Kompetensi, LSP Diyafa Kencana Indonesia memberlakukan Protokol Kesehatan sesuai anjuran dari Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization WHO) dan Kemenparekraf RI. “Protokol Kesehatan yang diberlakukan adalah peserta dan penguji dan narasumber selalu mengenakan masker, cek suhu badan, mencuci tangan dengan hand sanitizer, dan pengambilan foto atau pemotretan kita pakai aturan disiplin dan aturan ini sudah digariskan oleh Kemenparekraf RI. Tidak boleh sembrono dan kita tetap menggunakan peraturan Protokol Kesehatan dan tidak bisa bergerombol. Selalu jaga jarak,” ujarnya.
“Setiap satu ruangan isinya 50 orang dan pemotretan dari jauh ambil gambarnya. Jadi fotografernya yang jalan. Kita sudah melakukan Uji Kompetensi atau Assesment bukan hanya di Jakarta saja, tapi LSP Diyafa Kencana Indonesia sudah menggelarnya di Tangerang, Banten, Bogor, kampus, dan selama pandemi Covid-19, kita sudah 2 (dua) kali menyelenggarakan Uji Kompetensi,” tandasnya. (Murgap)