HM Asraf Ali Bac SH
Jakarta, Madina Line.Com – Ketua Fraksi Partai Golongan Karya (Golkar) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta HM Asraf Ali Bac SH mengaku kenal dengan sosok Ketua Dewan Pakar Dewan Pimpinan Pusat Partai Golongan Karya (DPP P-Golkar) Agung Laksono di lingkungan tempat tinggal yang tidak berjauhan sejak usia remaja.
“Agung Laksono tinggal di Pangmabar, Jakarta, dan saya tinggal di Jalan Guntur Nomor 50, Jakarta Selatan (Jaksel). Jadi Agung Laksono itu sahabat orangtua saya juga, sahabat paman saya dan suka bermain bulu tangkis di rumah orangtua saya,” ujar HM Asraf Ali kepada wartawan Madina Line.Com ketika ditemui di sela-sela acara perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-68 (enam puluh delapan) Agung Laksono di kediamannya di Jalan Cipinang Cempedak 2 Nomor 23 Polonia, Jakarta Timur (Jaktim), Minggu sore (26/03/2017).
Dikatakannya, pihaknya mengikuti jejak karier politik Agung Laksono sejak berkecimpung di DPP Partai Golkar tahun 1980-an. “Tahun 1982, saya sudah sukses dan saya kenal sosok Agung Laksono muda kreatif dan energik dan Agung Laksono pelopor bisnis dan pengusaha serta orang yang terkenal dekat dengan orang banyak, rakyat kecil, anak muda, remaja, dan saya pada tahun 1988 menjabat Ketua Partai Golkar Kelurahan Pasar Manggis, Jakarta, namanya Komrag (Komisaris Golkar) Komisaris Kelurahan. Di situlah saya mendapatkan banyak bimbingan dari Agung Laksono, bagaimana Agung Laksono mau membina sampai kepada level yang paling bawah untuk memeroleh kemenangan Partai Golkar,” terangnya.
“Golkar kala itu belum menjadi sebuah partai politik (parpol). Jadi berkat bimbingan dan arahan dari Agung Laksono, saya berhasil memenangkan Golkar di kampung saya, di kelurahan itu yang tidak pernah menang dan seterusnya, saya melihat sosok Agung Laksono memiliki karakter yang bisa diterima oleh semua pihak karena kuat diafragmennya. Diafragmennya kuat dan juga saya melihat praktis, dan tidak memandang perbedaan siapapun,” katanya.
Dijelaskannya, di mata Agung Laksono tidak ada musuh abadi. “Walaupun ada perbedaan, dihargai betul perbedaan itu oleh Agung Laksono dan tidak pernah berseberangan dengan orang yang berbeda dengannya. Dia selalu kalau ada perbedaan, dia juga bisa berdialog dengan orang yang berbeda dengannya. Itu yang saya tangkap dari sosok Agung Laksono,” ujarnya.
Ia menilai, Agung Laksono sosok tokoh kharismatik di DPP Partai Golkar dan mengawali karier politiknya dari bawah. “Agung Laksono bukan tokoh yang serta merta tiba-tiba berada di atas pucuk pimpinan di Partai Golkar tetapi meraih kedudukan di DPP Partai Golkar dari berbagai tangga yang ada. Agung Laksono pernah menjadi Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Angkatan Muda Pembaruan Indonesia (Ketum DPP Ampi), dan petinggi di Kosgoro. Jadi Agung Laksono memiliki karakter silaturahmi yang kuat, dan Agung Laksono tokoh silaturahmi,” paparnya.
“Motto Agung Laksono yang saya kenal dan pernah disampaikan ke saya, kalau kita mau menang, maka kita harus kuat dan kalau kita mau kuat kita harus bersatu supaya kita bersatu kita harus selalu berkoordinasi atau bersilaturahmi, itu motto yang selalu didengungkan oleh Agung Laksono,” jelasnya.
Menurutnya, Agung Laksono selalu konsisten dalam perjuangan di Partai Golkar dan loyal terhadap Partai Golkar, terhadap kawannya, dan Agung Laksono sosok yang juga bisa memberikan solusi terhadap bagaimana Partai Golkar bisa tidak terpuruk dengan strategi politik dan gayanya. “Terkadang saya tangkap juga, bagaimana Agung Laksono ahli dalam mengelola manajemen konflik di tubuh Partai Golkar dan bisa memerbaiki konflik yang telah terjadi. Kalau ahli manajemen konflik di sebuah parpol itu, bukan bertujuan destruktif (menghancurkan) tetapi ketika ada konflik, bisa memenej, bagaimana Partai Golkar bisa dibangun lagi menjadi lebih harmonis,” ungkapnya.
“Terbukti, Partai Golkar bisa bersatu lagi dan Kosgoro juga bisa bersatu lagi. Agung Laksono juga bisa dikatakan tokoh yang mencerminkan pluralisme. Di lingkungan keluarganya juga ada perbedaan-perbedaan keyakinan dengan istrinya. Artinya, di tengah perbedaan itu, Agung Laksono tetap menghargai perbedaan itu dan menjaga persatuan untuk kebersamaan, itu yang saya tangkap,” katanya.
Dijelaskannya, banyak gagasan-gagasan dan ide Agung Laksono yang digunakan oleh Partai Golkar. “Agung Laksono saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua Unum (Waketum) DPP Partai Golkar dan pernah menjadi Ketum DPP Partai Golkar, ketika terjadi dualisme kepemimpinan di DPP Partai Golkar dengan Ketum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie, tetapi dengan kebesaran jiwanya, Agung Laksono melepaskan jabatannya untuk persatuan dan kesatuan partai serta kesolidan partai. Maka, digelarlah Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar di Bali, beberapa waktu lalu. Kalau Agung Laksono tidak legowo, tidak akan terjadi Munaslub Partai Golkar itu,” kisahnya.
“Jadi Agung Laksono sosok yang legowo dan lebih memikirkan nasib orang banyak dan orang yang menghargai orang lain dan saya merasa bangga kalau ketemu Agung Laksono di mana saja, selalu Agung Laksono menanyakan apa kabar? Selalu menyalami,” katanya.
Lebih lanjut, ia mengatakan, panggilan akrab ke Agung Laksono, selalu memanggil dengan Pak Agung Laksono. “Agung Laksono tipe orang yang lebih banyak mendengar, dan siapa saja didengar olehnya. Setelah mendengar, baru bisa memberikan solusi atau way out (jalan keluar). Dia tidak pernah kontradiktif dan tidak pernah banyak bicara. Malah Agung Laksono memberikan solusinya, begini caranya, jangan maju, bergabung, tokoh inovator serta motivator yang selalu memberikan motivasi ke kita-kita, itulah Agung Laksono,” akunya.
Ia mengharapkan Agung Laksono selalu sehat dan tetap mengalir saja agar bisa memimpin negara ini. “Di hari istimewa Agung Laksono ini, saya sempatkan untuk hadir karena saya murid dari Agung Laksono dan saya juga di struktur Partai Golkar, sebagai Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD DKI Jakarta, saya bangga dengan Agung Laksono dan saya menyampaikan ucapan selamat dan do’a, semoga Agung Laksono selalu mendapatkan perlindungan dari Allah SWT dan diberikan kekuatan dalam memimpin negara. Agung Laksono saat ini menjabat juga sebagai Ketua Dewan Pakar DPP Partai Golkar,” katanya.
“Insya Allah Partai Golkar dengan kepakarannya, karena Agung Laksono ini menjabat sebagai Ketua Dewan Pakar DPP Partai Golkar, bisa melahirkan gagasan dan ide serta bisa menghasilkan program-program yang menyejahterakan rakyatnya dan juga mencapai negara yang adil dan makmur. Saya pribadi akan loyal dan siap selalu untuk mendukungnya,” tandasnya.
Asraf Ali saat ini sibuk dan aktif di DPRD DKI Jakarta sebagai Ketua Fraksi Partai Golkar dan aktif di berbagai organisasi masjid serta organisasi massa (ormas) Islam sebagai Ketum Badan Koordinasi Mubaliqh se-Indonesia (Bakomubin) Provinsi DKI Jakarta dan keseharian sebagai pengurus Masjid Cut Meutia, Jakarta Pusat (Jakpus). (Murgap)