Ratu Febriana Herawati
Jakarta, Madina Line.Com – Ketua Ikatan Alumni Universitas Indonesia (Iluni) Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB) UI Ratu Febriana Herawati merasa terpanggil untuk mengajak para alumni FIB UI tidak lagi berjiwa pasif karena adanya nuansa hingar bingar politik yang terjadi saat ini.
“Alumni FIB UI saya panggil untuk mengembangkan kreasinya lagi lewat acara Parade Seni Analogi Rindu yang digelar di Graha Bakti Budaya Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, Sabtu (10/12/2016) malam ini, yang digelar oleh Iluni FIB UI,” ujar Ratu Febriana Herawati kepada wartawan Madina Line.Com ketika ditemui usai acara Parade Seni Analogi Rindu di Graha Bakti Budaya, TIM, Jakarta, Sabtu (10/12/2016) malam ini.
“Tentunya, kita akan evaluasi lagi untuk ke depan, kita setiap tahun akan ada lagi acara yang mengundang tokoh sastra dan budayawan yang akan kita berikan penghargaan dan acara malam ini, kali pertama yang kita gelar. Mungkin berikutnya akan ada lagi. Artinya, kita akan berkesinambungan lagi dan hari ini akan menjadi ikonnya acara FIB UI,” ujar Ratu Febriana Herawati.
Ia mengatakan, pengisi acara Parade Seni Analogi Rindu pada malam hari ini, Ari Reda, Sekar Sriwedari, Hamba Allah, Ita dan Umar. “Acara malam ini, puncak acara dari rentetan acara Iluni sejak tanggal 8 Desember 2016 hingga 10 Desember 2016 sudah menampilkan teater-teater dari FIB UI bidang Seni serta Sastra. Jadi ada Teater Cloth, Abufone, dan Trust. Jadi diisi dari Parade Seni Analogi Rindu dan malam ini acara penutupnya,” terangnya.
“Parade Seni Analogi Rindu itu, imbauan kita terhadap Iluni akan kerinduan kita untuk menarik alumni-alumni UI kumpul kembali berkreasi. Itu juga alasan awal tujuan dari acara ini diadakan,” paparnya.
Dijelaskannya, acara malam ini tidak ada membawa manuver politik terhadap nuansa politik yang ada saat ini. “Pengunjung yang hadir pada acara ini jumlahnya lebih dari 200 (dua ratus) orang. Kita alumni UI sudah pada berpencar dan kita rindu mereka untuk kumpul kembali guna berkreasi. Pasalnya, kita melihat suasana di Fakultas Ilmu Sastra UI itu mahasiswanya mulai berkurang jumlahnya, dan kurang juga jiwa seni dan sastranya,” katanya.
Ia membandingkan, ketika ia menjadi mahasiswa UI aktif di bidang Seni dan Sastra. “Kita memanggil mereka kembali yang dulu sempat aktif berteater, berseni dan bersastra untuk tampil,” terangnya.
Dijelaskannya, apabila ada anggota ataupun pengurus Iluni FIB UI yang berkecimpung di dunia politik, sah-sah saja dan sebagai organisasi bersifat netral terhadap nuansa hingar bingar dunia Pemilihan Kepala Daerah Daerah Khusus Ibukota (Pilkada DKI) Jakarta saat ini. “Namun, kalau secara pribadi, ada Iluni yang berkiprah di dunia politik, itu hak masing-masing. Walaupun ada Fadli Dzon Iluni yang sukses berkecimpung di dunia politik,” tegasnya.
“Jadi kalau personal itu kita bebaskan terjun ke dunia politik tetapi kalau secara organisatoris, kita netral, dan tidak berpihak,” tandasnya. (Murgap)