Asnawi
Jakarta, Madina Line.Com – Ketua Umum (Ketum) Forum Komunikasi Masyarakat Betawi (FKMB) Asnawi mengatakan, FKMB sebagai organisasi yang berada di bawah Badan Musyawarah (Bamus) Betawi mulai hari ini mengapresiasi dengan lahirnya Peraturan Daerah (Perda) Nomor 4 tahun 2015 tentang Pelestarian Kebudayaan Betawi, dan pada tahun 2016, juga telah lahir pelaksanaan dari Pelestarian Budaya Betawi itu, yakni Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 229 tahun 2016.
“Diharapkan, Bamus Betawi bisa sebagai obyek dari pengimplementasian Perda dan Pergub tersebut, dan tadi telah kita serahkan draft klausul atau naskah Penandatanganan Nota Kesepahaman Bersama atau Memorandum of Understanding (MoU) untuk bisa dipelajari oleh Pemerintah Daerah Daerah Khusus Ibukota (Pemda DKI) Jakarta terkait dengan fasilitas sarana Sekretariat untuk Bamus Betawi dan bantuan biaya pendidikan atau beasiswa bagi Bamus Betawi,” ujar Asnawi kepada wartawan Madina Line.Com ketika ditemui di acara FKMB Diskusi Kebangsaan “Implementasi Nilai-nilai Kearifan Lokal Indonesia di Jakarta Menuju Negara Adi Budaya” di Museum MH Thamrin, Jakarta Pusat (Jakpus), Rabu (28/12/2016).
Pasalnya, sambungnya, bagaimana pun juga, Bamus Betawi merupakan bagian dari inti Ibukota DKI Jakarta dan Pemda DKI Jakarta harus memunyai perhatian khusus terhadap Bamus Betawi, dan FKMB siap dipanggil untuk berdiskusi apabila terkait dengan klausul tersebut, dengan Bamus Betawi dan juga Pemda DKI Jakarta. “Peserta yang hadir dalam acara FKMB Diskusi Kebangsaan “Implementasi Nilai-nilai Kearifan Lokal Indonesia di Jakarta Menuju Negara Adi Budaya” di Museum MH Thamrin, Jakpus pada hari ini, ada 80 (delapan puluh) orang. Mereka berasal dari anggota FKMB dan beberapa kampus,” terangnya.
“Diskusi FKMB digelar setiap minggu. Cuma di Sekretariat FKMB kita membuat 3 (tiga) bulan diskusi di Museum MH Thamrin, Jakpus, sekaligus memerkenalkan dan memromosikan Museum MH Thamrin kepada teman-teman mahasiswa dan anggota FKMB lainnya, sebagai bentuk perhatian kita terhadap Museum MH Thamrin dan juga kebanggaan kita terhadap tokoh Betawi pejuang nasional kemerdekaan Bang Muhammad Husni Thamrin,” katanya.
Dijelaskannya, diskusi FKMB di Museum MH Thamrin sudah sering digelar. “Target kita dari diskusi seperti kali ini tidak kepada jumlahnya, tetapi lebih kepada efek dan ide serta gagasan teman-teman di FKMB agar bisa tercurahkan, sehingga kita bisa menjadikan point untuk kita ajukan ke Bamus Betawi dan didiskusikan bersama Pemda DKI Jakarta,” ungkapnya.
“Peran Bamus Betawi hari ini, saya pikir, sudah memiliki perhatian terhadap masyarakat Betawi dan selalu FKMB dilibatkan dalam kegiatan Bamus Betawi dan mungkin untuk Bamus Betawi sendiri, agar tidak hanya terlibat dalam pelestarian budaya yang sifatnya hanya ornamen saja dan bentuk-bentuk seperti benda fisiklah atau benda mati saja tetapi menurut kami dari masyarakat Betawi mengharapkan Bamus Betawi bisa membangun sumber daya masyarakat Betawi itu, sendiri,” jelasnya.
Bahkan, sambungnya, khususnya Bamus Betawi, yang hari ini di manapun dan di negara manapun, mahasiswa dan pemuda itu merupakan unsur penting dalam suatu pembangunan dan menurut FKMB, Bamus Betawi mesti memberikan pemahaman dan bimbingan kepada masyarakat Jakarta terkait Perda dan Pergub tersebut. Asnawi menjabat sebagai Ketum FKMB sejak periode 2015 hingga 2017. (Murgap)