MADN, DAD se-Indonesia, dan Ormas Dayak se-Kalimantan menggelar acara konferensi di Seasons City, Restoran P4, Tambora, Jakbar, Jum’at (18/10/2024). (Foto : Murgap Harahap)
Jakarta, Madina Line.Com -– Majelis Adat Dayak Nasional (MADN), Dewan Adat Dayak (DAD) se-Indonesia, dan Organisasi Masyarakat (Ormas) Dayak se-Kalimantan, Jum’at (18/10/2024), menyatakan protes atas tidak diakomodirnya tokoh-tokoh Dayak dalam susunan Kabinet Pemerintahan Presiden Republik Indonesia (RI) terpilih periode 2024 hingga 2029 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Pernyataan sikap MADN dan DAD tersebut disampaikan lewat konferensi pers di Seasons City, Restoran P4, Tambora, Jakarta Barat (Jakbar). Isi konferensi pers tersebut terkait tidak diakomodirnya tokoh-tokoh Dayak sebagai bentuk kekecewaan masyarakat Dayak.
Ketua Umum (Ketum) DAD Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta mengungkapkan, adanya usulan tokoh Dayak sebagai menteri. “Kami dari MADN dan seluruh masyarakat Dayak mengajukan beberapa putra-putri terbaik Dayak untuk mengisi jabatan menteri dalam Kabinet Prabowo-Gibran, yaitu Dr Drs Marthin Billa MM, Dr H Rahmat Nasution, Hamka SH MSi, Dr H Syaharie Jaang SH MSi MH, Tamunan Kiting SE MM CPM CTM dan Katherine Angela Oendoen SE,” sebut Tamunan
“Kami berharap pemerintah dapat mempertimbangkan usulan ini demi keseimbangan dan keadilan bagi semua elemen bangsa, khususnya masyarakat Dayak yang telah memberikan kontribusi besar bagi Indonesia,” katanya.
Tamunan Kiting, ketum DAD DKI Jakarta menyampaikan poin-poin penting terkait sikapnya, yakni pertama, bahwa pindahnya Ibu Kota Negara (IKN) ke Kalimantan merupakan momentum strategis untuk memperkuat peran bangsa Dayak dalam pembangunan nasional. “Sebagai tuan rumah Ibu Kota yang baru, masyarakat Dayak sangat berharap keterlibatan yang lebih signifikan dalam pemerintahan,” ucapnya.
Kedua, sambungnya, kontribusi besar. “Kalimantan adalah salah satu wilayah utama penghasil pajak dan sumber daya alam (SDM) bagi Indonesia. Namun, kontribusi besar ini belum sejalan dengan representasi yang cukup dari putra-putri Dayak dalam posisi pemerintahan, terutama di tingkat kabinet,” tuturnya.
“Ketiga, potensi luar biasa. Bangsa Dayak memiliki banyak putra-putri terbaik dengan potensi, dedikasi, dan integritas yang tinggi. Mereka layak diberikan kesempatan untuk berkontribusi secara langsung dalam pembangunan bangsa melalui jabatan di pemerintahan,” ungkapnya.
Keempat, imbuhnya, dukungan kuat, pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, masyarakat Kalimantan memberikan dukungan kuat dengan memberikan 60% suara kepada pasangan Prabowo-Gibran. “Dukungan ini seharusnya menjadi pertimbangan bagi pemerintah dalam memberikan representasi yang layak bagi tokoh -tokoh Dayak,” ucapnya.
“Kelima, minimnya representasi, Sejak kemerdekaan Indonesia, belum pernah ada putra Dayak yang diangkat menjadi menteri. Kami memandang ini sebagai ketidakadilan yang perlu diperbaiki, mengingat banyaknya tokoh Dayak yang kompeten dan berpengalaman,” tandasnya. (Murgap)