Ketua Pengusaha Muda Indonesia Sam Aliano foto bersama Menristekdikti Muhammad Nasir pada acara Pertemuan Tahuhan BANPT Tahun 2016 di Hotel Sari Pan Pasific, Jakarta, Kamis (08/12/2016) malam. (Foto : Murgap Harahap)
Jakarta, Madina Line.Com – Ketua Pengusaha Muda Indonesia Sam Aliano mengatakan, dunia pendidikan di Indonesia agar ada perubahan paradigma menjadi lebih baik ke depan.
Dikatakannya, selama ini dunia pendidikan Indonesia yang menjadi persoalan masih banyak masalah yang terjadi, permasalahan bagi anak didik. yakni sekolah yang tidak rapih, bangunan sekolah rusak, dan guru yang mencabuli anak didiknya. Sam Aliano mengatakan hal itu kepada wartawan Madina Line.Com saat acara Pertemuan Tahunan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BANPT) Tahun 2016 di Hotel Sari Pan Pasific, Jakarta, Kamis (08/12/2016) malam ini dan saat ia bersama Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Muhammad Nasir.
Ia mengatakan, orangtua memunyai anak untuk bagaimana bisa percaya sama guru, yang diserahkan ke para guru, tetapi gurunya bukan mengajari anak kita menjadi baik, malah menjadi tantangan dan merusak moral dan pendidikan anak kita. “Solusi dari saya atau jalan keluarnya Pemerintah Indonesia untuk seluruh sekolah di Indonesia itu skala nasional maupun internasional agar pendidikannya lebih baik, dan lebih ketat serta gurunya lebih harus tegas kalau terjadi kasus-kasus pelecehan seksual terhadap anak murid biar tidak terulang lagi ke depan,” katanya.
Oleh karena itu, Sam Aliano mengharapkan di masa akan datang, dunia pendidikan di Indonesia menjadi lebih baik. “Soalnya, sayang sekali kalau Indonesia, Negara besar dan terkaya negerinya, dan pulaunya banyak, tetapi kenapa anak didiknya malah lebih banyak mencari pendidikan ke luar negeri. Kenapa tidak kita mendidik anak didik kita sendiri di negeri kita sendiri?,” tanyanya.
“Itu lah persoalannya yang selalu saya pertanyakan soal hal ini. Jadi saya mengharapkan biar pendidikan Indonesia ini bisa lebih baik dan sekolah-sekolah di Indonesia bisa bersaing dengan sekolah yang ada di luar negeri,” terangnya.
Ia menyesalkan, masih banyak anak didik di Indonesia yang pergi ke luar negeri untuk mengenyam dunia pendidikan dan tidak lagi balik ke Indonesia. “Itu yang paling banyak terjadi di dunia pendidikan Indonesia,” tandasnya. (Murgap)